TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Boris Johnson pada Selasa, 17 Januari 2022, menyangkal sebuah tuduhan dari mantan penasehat Perdana Menteri Inggris bahwa Johson sudah berbohong di hadapan anggota parlemen perihal pesta, yang diadakan di tengah lockdown.
Johnson mengatakan tidak ada yang mengingatkannya agar ‘bawa minuman keras sendiri-sendiri’ dalam acara kumpul-kumpul, yang bertolak belakang dengan aturan Covid-19.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara di House of Commons di London, Inggris 3 September 2019.[UK Parliament/Roger Harris/Handout via REUTERS]
Johnson saat ini menghadapi krisis terbesar dalam kepemimpinannya setelah terungkap kalau dia mendatangi acara kumpul-kumpul selama Inggris lockdown. Padahal, ketika itu ada warga Inggris yang bahkan tidak bisa mengucapkan kata perpisahan pada sanak-saudara mereka yang sekarat karena lockdown.
“Tidak, tidak ada yang mengatakan pada saya apa yang kami lakukan ketika itu. Seperti Anda (wartawan) katakan, melawan aturan. Pesta itu menjadi pertanyaan, apakah itu suatu acara yang kami akan rencanakan, yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan,” kata Johnson, menjawab pertanyaan wartawan apakah dia telah berbohong ke masyarakat dan parlemen.
Johnson duduk di kursi Perdana Menteri Inggris setelah giat menyerukan kampanye ‘get Brexit done’. Dia membawa partainya ke kursi mayoritas setelah lebih dari 30 tahun. Namun dia sekarang menghadapi seruan untuk mengundurkan diri dari kubu oposisi dan bahkan anggota parlemen dari partainya sendiri.
Johnson belum mau menjawab pertanyaan soal seruan agar dia mengundurkan diri jika terbukti dia telah memberi keterangan keliru ke parlemen Inggris.
Sumber: Reuters
Baca juga: Survei: Skandal Pesta saat Lockdwon Membuat PM Boris Johnson Terpuruk
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.