TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian kesehatan Israel mengumumkan akan mempersingkat masa isolasi wajib pasien COVID-19 dari tujuh menjadi lima hari, asalkan mereka tidak bergejala.
Keputusan terbaru berlaku mulai Rabu 19 Januari 2022 sesuai rekomendasi yang diterapkan di Amerika Serikat.
Langkah ini diambil setelah terjadi kesepakatan antara Menteri Kesehatan Nitzan Horowitz dan Perdana Menteri Naftali Bennett. Perdana Menteri Bennett mengatakan lonjakan infeksi disebabkan oleh varian Omicron dan jumlah orang yang menjalani isolasi menjadi beban bagi perekonomian Israel.
"Keputusan ini, di satu sisi akan terus memastikan kesehatan masyarakat, dan di sisi lain, meski sulit, menjaga ekonomi Israel pada saat ini, sehingga kita mampu melewati gelombang ini secara aman," kata Bennet seperti dilansir Reuters, Selasa 18 Januari 2022.
Warga yang terkonfirmasi COVID-19 dapat meninggalkan isolasi setelah hari kelima. Namun, mereka harus memiliki hasil negatif dari alat tes COVID-19 di rumah pada malam hari keempat dan malam hari kelima, serta tidak memiliki gejala.
Hingga pekan lalu masa isolasi berlangsung selama 10 hari. Koordinator satgas COVID-19 Israel Salman Zarka mengatakan kemenkes menemukan bahwa pasien mudah menulari orang lain dalam tiga hari pertama setelah terinfeksi.
Baca juga: Israel Uji Coba Suntikkan Vaksin Covid-19 Dosis Keempat saat Omicron Naik
SUMBER: REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.