TEMPO.CO, Jakarta -Nepal mulai memberikan vaksin booster COVID-19 pada Senin 17 Januari 2022, ketika infeksi virus corona melonjak karena penyebaran varian Omicron, kata para pejabat.
Kasus harian melonjak 4.961 pada Ahad lalu, peningkatan 24 jam terbesar dalam lebih dari enam bulan. Hal ini menjadikan total infeksi di Nepal menjadi 955.206, data pemerintah menunjukkan. Sementara kematian terkait COVID-19 mencapai 11.620 orang.
Vaksin booster akan dibatasi untuk pekerja garis depan selama satu minggu mulai Senin, kata Kementerian Kesehatan. Setelah itu, vaksin booster akan ditawarkan kepada warga berusia 60 tahun ke atas.
"Vaksin booster akan diberikan kepada orang-orang yang telah memperoleh vaksin kedua dalam kurun waktu enam bulan," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan.
Nepal, penyangga alami antara Cina dan India, telah melakukan vaksinasi ganda terhadap 39,9 persen dari 30 juta penduduknya dalam kampanye yang dimulai awal tahun lalu.
Pemerintah telah melarang pertemuan publik besar dan menutup sekolah dan perguruan tinggi hingga akhir Januari untuk menurunkan tingkat infeksi.
Pihak berwenang Nepal juga telah mewajibkan orang untuk menunjukkan bukti vaksinasi lengkap untuk menggunakan layanan publik mulai minggu ini, yang memicu antrean besar di pusat-pusat vaksin.
Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Nepal Tutup Pendakian Gunung Everest
SUMBER: REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.