TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara kembali menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke laut. Menurut pejabat militer Korea Selatan, uji coba rudal balistik itu adalah yang keempat pada Januari ini.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan pada Senin bahwa Korea Utara kemungkinan menembakkan dua rudal balistik dari bandara Sunan di ibukota Pyongyang. Rudal menempuh jarak 380 kilometer dengan ketinggian maksimum 42 kilometer.
Pemerintah Jepang juga melaporkan peluncuran rudal balistik tersebut. Jepang mengutuk uji coba itu dan menyebutnya sebagai ancaman bagi perdamaian dan keamanan kawasan.
Nobuo Kishi, menteri pertahanan Jepang, mengatakan rudal balistik itu telah mendarat di laut dekat pantai timur Korea Utara. “Sudah jelas bahwa tujuan peluncuran rudal Korea Utara adalah untuk meningkatkan teknologi mereka,” katanya kepada wartawan.
“Peluncuran berulang rudal balistik Korea Utara merupakan masalah besar bagi masyarakat internasional, termasuk Jepang,” ujar Kishi.
Komando Indo-Pasifik militer Amerika Serikat mengatakan pihaknya menilai bahwa peluncuran rudal Korea Utara tidak menimbulkan ancaman langsung bagi Amerika Serikat atau sekutunya. Namun AS menyoroti dampak destabilisasi dari program senjata terlarang Korea Utara.
Korea Utara telah melakukan serangkaian peluncuran sejak awal 2022. Pekan lalu, Pyongyang mengumumkan uji coba senjata hipersonik yang disaksikan langsung oleh pemimpinnya Kim Jong Un. Pada hari Jumat, Korea Utara menembakkan dua rudal dari kereta api.
Perserikatan Bangsa-bangsa telah melarang Pyongyang yang memiliki senjata nuklir untuk melakukan uji senjata balistik. Namun pembicaraan denuklirisasi telah berhenti sejak 2019 ketika pertemuan puncak antara Kim Jong Un dan mantan Presiden AS Donald Trump gagal. Penyebab kegagalan adalah Korea Utara menuntut keringanan sanksi.
Kementerian luar negeri Korea Utara pada hari Jumat mengecam AS karena menjatuhkan sanksi baru akibat dilakukannya uji tersebut. Korea Utara menuduh Washington melakukan pendekatan konfrontatif.
AS juga mendesak PBB untuk mengambil tindakan lebih tegas terhadap Korea Utara atas uji coba senjata putaran terakhir. Sejumlah pengamat menyatakan Kim Jong Un kembali ke teknik lama. Kim menggunakan peluncuran senjata dan ancaman untuk mengekstraksi konsesi dari AS dalam setiap keterlibatan di masa mendatang.
“Korea Utara sangat jelas mengembangkan kekuatan rudal dan Kim Jong Un ingin mengujinya. Tidak ada alasan untuk tidak melakukannya lagi karena tidak banyak yang terjadi di bagian depan negosiasi,” kata Robert Kelly, profesor ilmu politik dan diplomasi. di Universitas Nasional Pusan di Korea Selatan.
“Rezim di Korea Utara selalu mengutamakan keamanannya, perlindungannya sendiri, di atas kepentingan dan kesejahteraan penduduknya sendiri,” kata Kelly kepada Al Jazeera.
Baca: Korea Utara Uji Coba 2 Rudal
AL JAZEERA