TEMPO.CO, Jakarta - Penyandera sinagog di Colleyville, Texas, Sabtu lalu, 15 Januari 2022, Malik Faisal Akram, 44 tahun, warga negara Inggris, demikian dikatakan FBI.
Akram tewas dalam penyerbuan oleh tim anti-teror Amerika Serikat. Sedangkan empat sandera semuanya selamat.
Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengatakan Akram menggunakan senjata yang dia dapatkan dari jalanan untuk melakukan "tindakan teror."
Saudaranya, Gulbar memposting di Facebook bahwa tersangka asal kota industri Blackburn, di utara Inggris itu, menderita penyakit mental dan mengatakan keluarganya telah menghabiskan sepanjang malam di kantor polisi Blackburn "berhubungan dengan Faisal, negosiator, FBI dll. ."
"Tidak ada yang bisa kami katakan atau lakukan padanya untuk meyakinkannya agar menyerah," tulis Gulbar di halaman Facebook Komunitas Muslim Blackburn.
Dia mengatakan, FBI akan terbang ke Inggris "hari ini," dan menambahkan sebagai keluarga, ia tidak bisa mengatakan lebih banyak informasi.
"Kami ingin mengatakan bahwa kami sebagai keluarga tidak memaafkan tindakannya dan ingin meminta maaf dengan sepenuh hati kepada semua korban yang terlibat dalam insiden malang itu," tulisnya.
Penyanderaan di Colleyville, Texas, "adalah tindakan teror," kata Biden, yang berada di Philadelphia bersama ibu negara Jill Biden mengepak wortel dan apel di bank makanan dalam kunjungan ke kota untuk menghormati warisan pemimpin hak asasi Martin Luther King Jr.
"Diduga - saya tidak memiliki semua fakta, begitu pula jaksa agung - tetapi dugaan bahwa dia mendapatkan senjata di jalan," kata Biden.
"Dia membelinya ketika dia mendarat dan ternyata tidak ada bom yang kita ketahui. ... Rupanya dia menghabiskan malam pertama di tempat penampungan tunawisma. Saya belum memiliki semua detailnya jadi saya enggan untuk masuk ke lebih detail,” kata Biden.
Berikutnya Disalatkan di Inggris