TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin menilai Aung San Suu Kyi pemimpin de facto di Myanmar, perlu untuk dilibatkan dalam setiap perundingan damai, terlepas apapun keyakinannya, demi memulihkan demokrasi di Myanmar. Suu Kyi digulingkan oleh militer Myanmar pada Februari tahun lalu.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Locsin mengutuk hukuman yang dijatuhkan pada Suu Kyi dan menuduh militer Myanmar sedang menggunakan sistem hukum untuk menghancurkan para penentangnya. Suu Kyi juga dikenal sebagai peraih Nobel bidang perdamaian pada 1991.
Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi menghadiri sebuah acara yang menandai peringatan 69 tahun Hari Martir di Mausoleum Para Martir yang didedikasikan untuk para pahlawan kemerdekaan yang gugur di Yangon 19 Juli 2016. REUTERS/Soe Zeya Tun/File
Menurut Locsin, pihaknya akan mengadopsi pernyataan Menteri Luar Norwegia Anniken Huitfeldt, yang menuntut agar pemerintah militer Myanmar membebaskan tahanan politik, menghentikan kekerasan dan menghormati HAM.
“Saya sangat cemas dengan penderitaan warga sipil. Kami juga menyerukan kepemimpinan militer ikut berpartisipasi dalam dialog inklusif dan melanjutkan proses transisi demokrasi,” kata Locsin.
Ucapan Locsin itu disampaikan setelah hubungan anggota-anggota ASEAN dengan pemerintah militer Myanmar memanas. Panglima militer Myanmar Min Aung Hlaing tidak diajak dalam rapat ASEAN karena dianggap gagar menjalankan komitmen rencana damai yang digagas ASEAN.
Myanmar mengatakan upaya mereka digagalkan oleh teroris, yang ingin menghancurkan Myanmar.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pengadilan Myanmar Bacakan Vonis Aung San Suu Kyi Hari Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.