TEMPO.CO, Jakarta - Australia akan menunda upaya mendeportasi pemain tenis peringkat teratas pria Novak Djokovic hingga upaya hukumnya selesai. Dalam sidang darurat pada Jumat, pengacara pemerintah Stephen Lloyd mengatakan kepada hakim bahwa Australia tidak akan menahan Djokovic sebelum wawancara dengan pejabat imigrasi pada Sabtu pagi. Djokovic juga tidak akan dideportasi sebelum kasusnya disidangkan.
Untuk kedua kalinya, pada hari ini pemerintah Australia mencabut visa pemain tenis yang membuat petenis Serbia itu menghadapi deportasi. Visa dibatalkan karena Novak Djokovic, yang tidak divaksinasi COVID-19, dapat menimbulkan risiko bagi masyarakat.
Menteri Imigrasi Alex Hawke menggunakan kekuasaan diskresi setelah pengadilan membatalkan pencabutan sebelumnya dan membebaskannya dari penahanan imigrasi pada Senin. "Hari ini saya menggunakan kekuasaan saya berdasarkan pasal 133C(3) dari Undang-Undang Migrasi untuk membatalkan visa yang dipegang oleh Novak Djokovic dengan alasan kesehatan dan ketertiban, atas dasar kepentingan umum untuk melakukannya," kata Hawke dalam pernyataannya pada Jumat, 14 Januari 2022.
Pemerintah berkomitmen kuat untuk melindungi perbatasan Australia, khususnya terkait dengan pandemi COVID-19.
Perdana Menteri Scott Morrison menyambut baik deportasi Djokovic yang tertunda. Ia mengatakan berkat kebijakan ketat, tingkat kematian akibat pandemi Covid-19 di Australia adalah yang salah satu yang terendah. Ekonomi tetap kuat dan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia.
“Warga Australia telah membuat banyak pengorbanan selama pandemi ini dan mereka mengharapkan hasil dari pengorbanan itu untuk dilindungi,” kata Morrison dalam sebuah pernyataan. “Ini yang dilakukan menteri dalam mengambil tindakan.”
Sebelumnya Novak Djokovic diizinkan masuk oleh pemerintah negara bagian Victoria dan Tennis Australia untuk mengikuti turnamen. Padahal dia belum divaksin.
Namun pasukan perbatasan Australia menolak pengecualian tersebut dan membatalkan visa setibanya dia di Melbourne. Dia menghabiskan empat malam di tahanan hotel sebelum hakim membatalkan keputusan itu pada Senin.
Novak Djokovic mengakui pernah dites positif COVID-19 ketika dia menghadiri wawancara media masa dan menjalani pemotretan di Serbia bulan lalu. Dia juga mengakui hal itu salah dan seharusnya segera diisolasi.
Keputusan untuk memberinya pengecualian medis untuk melakukan perjalanan ke Melbourne guna mempertahankan gelar di turnamen tenis Australia Open memicu kecaman di media sosial dan kritik dari pemain olahraga lain, profesional medis, dan politisi.
Penyelenggara turnamen mengatakan bahwa Djokovic mengajukan permohonan pengecualian medis yang diberikan setelah proses peninjauan ketat yang melibatkan dua panel ahli medis independen yang terpisah.
Baca: Australia Cabut Visa Novak Djokovic untuk Kedua Kalinya
AL JAZEERA