Malpass mengatakan dia sangat optimis tentang kemajuan masalah utang di bawah kepemimpinan Indonesia di G20, percakapan baru-baru ini dengan pejabat Cina, dan minat besar dalam investasi di negara-negara seperti Chad, Zambia dan Sri Lanka, jika struktur utang mereka dapat distabilkan.
Negara-negara debitur juga perlu menopang kerangka fiskal dan meningkatkan transparansi utang, kata laporan itu.
Tingkat utang yang tinggi dan meningkat membuat pasar dan institusi semakin rentan terhadap tekanan keuangan, terutama di negara-negara di mana posisi fiskal yang lemah dan utang negara yang tinggi memberikan lebih sedikit ruang untuk tanggapan efektif.
Bank Dunia menyoroti Cina, di mana tekanan keuangan dapat memicu penurunan kemampuan pembayaran utang yang tidak teratur dari sektor properti.
"Episode deleveraging yang bergejolak dapat menyebabkan penurunan berkepanjangan di sektor real estate, dengan dampak ekonomi yang signifikan melalui harga rumah yang lebih rendah, berkurangnya kekayaan rumah tangga, dan jatuhnya pendapatan pemerintah daerah," katanya.
REUTERS