Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemerintah Australia Akan Putuskan Nasib Novak Djokovic Hari Ini

Reporter

image-gnews
Petenis Serbia Novak Djokovic, meninggalkan lapangan setelah didiskualifikasi setelah pukulannya mengenai seorang hakim garis saat melawan Pablo Carreno Busta dalam pertandingan AS Terbuka di USTA Billie Jean King National Tennis Center, 7 September 2020. Mandatory Credit: Danielle Parhizkaran-USA TODAY Sports
Petenis Serbia Novak Djokovic, meninggalkan lapangan setelah didiskualifikasi setelah pukulannya mengenai seorang hakim garis saat melawan Pablo Carreno Busta dalam pertandingan AS Terbuka di USTA Billie Jean King National Tennis Center, 7 September 2020. Mandatory Credit: Danielle Parhizkaran-USA TODAY Sports
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah Australia pada Kamis 13 Januari 2022 akan mengumumkan nasib juara bertahan Australia Terbuka Novak Djokovic.

Menteri Imigrasi Australia Alex Hawke diprediksi akan mengumumkan pada siang ini waktu setempat, apakah negara itu akan mendeportasi petenis berusia 34 tahun tersebut. Bila ini terjadi, Djokovic terancam dilarang mengunjungi Benua Kanguru selama tiga tahun berturut-turut.

Petenis asal Serbia itu terancam dideportasi dari Benua Kanguru pada hari ini dan gagal mengikuti turnamen Australia Open setelah muncul bukti ketidakkonsistenan antara pernyataannya dan posting media sosial.

Sejumlah bukti yang diterima para pejabat Australia menunjukkan bahwa Djokovic mengaku melanggar aturan isolasi Serbia setelah mengetahui dia dinyatakan positif COVID-19.

Peraih 20 gelar Grand Slam itu juga diduga berbohong setelah dalam lembar pernyataan informasi kedatangan, Djokovic menyatakan bahwa ia tak berpergian dalam 14 hari terakhir sebelum datang ke Australia.

Namun dikutip dari New York Post, sejumlah video dan foto menunjukkan bahwa ia sempat berada di Spanyol dan Serbia dalam kurun waktu dua pekan jelang datang ke Australia. Akibat masalah ini,  Novak Djokovic yang selama ini tinggal di Monako bakal menghadapi masalah baru.

Djokovic kali ini bahkan akan menghadapi masalah lebih serius dibandingkan soal perizinan main di Australia Open. Jika terbukti bersalah atas pemalsuan informasi kedatangan, dia akan menghadapi ancaman penjara maksimal 12 bulan.

Djokovic pada Rabu lalu mengaku melakukan wawancara dan pemotretan dengan sebuah surat kabar Prancis saat terinfeksi Covid bulan lalu. Ia kemudian dan menyalahkan agennya atas kesalahan administrasi pada formulir entri perjalanannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, Djokovic sempat mendapatkan pengecualian dari sisi medis terkait vaksinasi untuk masuk ke Australia. Namun saat tiba di bandara, Djokovic ditahan lantaran dianggap tidak mampu menunjukkan bukti dan memenuhi syarat yang diperlukan. Visa masuk Djokovic pun kemudian dicabut.

Petenis itu kemudian mengajukan banding dan berhasil memenangkan banding di pengadilan. Pencabutan visa masuk Djokovic dibatalkan sehingga ia bisa berlatih dan bersiap untuk tampil di Australia Open sampai akhirnya kasus ini mencuat.

Selepas Djokovic menang banding, pihak Pemerintah Australia sendiri menyatakan masih mempertimbangkan kehadiran Djokovic di Australia, dengan meningkatnya kemarahan publik atas keberadaan petenis yang menolak vaksinasi COVID-19 itu.

Kasus COVID-19 di Australia telah menembus satu juta kasus, meningkat dua kali lipat dalam sepekan terakhir akibat terjangan gelombang varian Omicron.

Baca juga: Novak Djokovic Bebas, tetapi Ancaman Deportasi Australia Tetap Ada

SUMBER: DAILY MAIL

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit

4 jam lalu

ilustrasi visa (pixabay.com)
75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit

Kemenag mengatakan ada 75.572 visa jemaah haji reguler yang sudah terbit. Diketahui Jemaah haji Indonesia akan mulai terbang ke Arab Saudi pada 12 Mei


Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

1 hari lalu

Indonesia dan Australia Memperluas Kemitraan di Bidang Pajak pada Senin, 22 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.


Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

1 hari lalu

Pemerintah Australia pada 23 April 2024, meresmikan fase baru Program Investing in Women. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

1 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.


Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

2 hari lalu

Selama empat tahun Badan Karantina Kementerian Pertanian tidak bisa mengekspor buah manggis ke Tiongkok
Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).


4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

2 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.


Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

2 hari lalu

Pelatih Australia U-23 Tony Vidmar . Foto : AFC
Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.


Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

2 hari lalu

Polisi memasuki Gereja Assyrian Christ The Good Shepherd  bersama seorang pendeta setelah serangan pisau terjadi saat kebaktian pada Senin malam, di Wakely, di Sydney, Australia, 17 April 2024. REUTERS/ Jaimi Joy
Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne


Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

2 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.


Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

2 hari lalu

Patung Buddha raksasa dari kuil Wat Paknam Phasi Charoen terlihat di Bangkok, Thailand, 10 Juni 2021.[REUTERS/Jorge Silva]
Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

Thailand mengalami peningkatan signifikan jumlah wisatawan dari Kazakhstan sejak program pembebasan visa sementara tahun lalu.