TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Afghanistan untuk China, Javid Ahmad Qaem, memilih mundur dari jabatannya pada awal Januari. Ia mundur setelah berbulan-bulan tak dibayar oleh Taliban yang kini menguasai Afghanistan.
Dalam surat serah terima tertanggal 1 Januari 2022 yang diunggah di Twitter, Qaem mengatakan bahwa banyak diplomat di kedutaan telah pergi. Mereka tak digaji sejak Agustus, ketika Taliban menguasai kembali Afghanistan.
"Ada banyak alasan, pribadi dan profesional, tetapi saya tidak ingin menyebutkannya di sini," katanya tentang keputusannya untuk pergi.
Dalam suratnya, Qaem mengatakan ia telah digantikan oleh pejabat baru. Dia tak menyebutkan nama lengkap penggantinya, melainkan hanya menyebut sebagai Tuan Sadaat. Kementerian Luar Negeri Afghanistan tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang pengganti Qaem.
Juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin mengatakan pada Selasa bahwa Qaem telah meninggalkan China, tanpa merinci kemana dia akan pergi.
Pemerintah internasional, termasuk China, belum mengakui pemerintah Taliban sebagai pemerintah yang sah. Sanksi ketat telah melumpuhkan keuangan negara tersebut.
Kembalinya Taliban secara tiba-tiba ke kekuasaan telah membuat ratusan diplomat Afghanistan di luar negeri dalam keadaan limbo. Mereka ketakutan akan nasib keluarga di rumah dan putus asa untuk mendapatkan perlindungan di luar negeri.
Surat Qaem mengatakan bahwa pada 1 Januari ada sisa US$ 100.000 di salah satu rekening bank kedutaan serta jumlah yang tidak diungkapkan di rekening lain. Surat itu juga mencatat bahwa kunci lima mobil kedutaan akan ditinggalkan di kantor Qaem dan dua mobil perlu dibuang.
"Saya sudah membayar semua staf lokal sampai 20 Januari 2022. Pekerjaan mereka sudah selesai," katanya.
Sejak Agustus, China telah meminta Taliban untuk menerapkan kebijakan moderat dan memerangi kelompok teroris yang mengancam stabilitas di wilayah barat jauh Xinjiang. Beijing juga menyerukan kekuatan Barat untuk mengakhiri sanksi dan mengirim bantuan ke Afghanistan.
Baca: Uang Langka, Taliban Bayar Pegawai Negeri dengan Gandum
REUTERS