TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev kembali memecat dua pejabat tinggi intelijen setelah unjuk rasa yang berujung kerusuhan pecah pekan lalu. Kerusuhan itu adalah yang terburuk selama tiga dekade setelah merdeka dari Uni Soviet.
Kedua pejabat yang dipecat adalah deputi bekas kepala intelijen Karim Massimov yang sudah lebih dulu ditangkap. Massimov telah ditangkap karena dicurigai melakukan makar setelah protes keras terjadi di negara penghasil minyak dan uranium ini.
Situs web presiden mengumumkan dua pejabat yang dipecat adalah Marat Osipov dan Daulet Ergozhin, wakil kepala Komite Keamanan Nasional. Namun tidak ada penjelasan alasan pemecatan keduanya.
Mantan bos mereka yang ditangkap, Massimov pernah dua kali menjabat sebagai Perdana Menteri Kazakhstan. Ia dinilai dekat dengan bekas Presiden Nusultan Nazarbayev.
Pihak berwenang belum menyatakan tuduhan yang dikenakan terhadapnya. Pengacara Massimov juga tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar.
Penangkapan Massimov memunculkan isu keretakan antara Presiden Kassym-Jomart Tokayev dengan kubu Nazarbayev. Juru bicara Nazarbayev membantah hal ini. Ia mengatakan Nazarbayev berada di ibu kota Nur-Sultan selama krisis dan memilih menyerahkan jabatannya sebagai dewan keamanan kepada Tokayev untuk membantu meredakan krisis.
"(Dia) dan kepala negara selalu di sisi yang sama. Di hari-hari yang sulit ini mereka telah menunjukkan sifat monolitik kekuasaan negara bagi kita semua," kata pernyataan itu. Dalam pernyataannya, rakyat diminta berkumpul di sekitar Tokayev.
Mantan Perdana Menteri Akezhan Kazhegeldin mengatakan kepada Reuters bahwa Tokayev perlu menghilangkan keraguan tentang siapa yang sebenarnya bertanggung jawab. "Banyak orang di jejaring sosial, kritikus, mengatakan Tokayev adalah calon Nazarbayev, bahwa Nazarbayev berdiri di belakangnya dan memanipulasi dia," katanya.
Kerusuhan pecah di Kazakhstan yang memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak. Gedung-gedung publik dibakar dalam protes massal anti-pemerintah selama seminggu terakhir.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengeluarkan perintah tembak ditempat untuk pengunjuk rasa yang disebutnya teroris itu. Ribuan orang telah ditahan.
Media Rusia dan pemerintah melaporkan 164 orang tewas dalam bentrokan tersebut. Namun otoritas kesehatan dan polisi tidak mengkonfirmasi angka tersebut.
Baca: Kazakhstan Menahan 7.939 Orang Selama Kerusuhan Pekan Lalu
REUTERS