TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat militer Korea Selatan pada Jumat meragukan kemampuan Korea Utara untuk membuat rudal hipersonik yang ditembakkan minggu ini.
Pad Rabu, Korea Utara meluncurkan apa yang dikatakan media pemerintahnya sebagai rudal hipersonik kedua negara itu, yang biasanya didefinisikan sebagai senjata yang mencapai kecepatan setidaknya lima kali kecepatan suara atau sekitar 6.200 km per jam, dan dapat bermanuver di lintasan yang relatif rendah, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi dan dicegat.
Ketika hulu ledak rudal tampaknya mencapai kecepatan hipersonik, kemampuan itu dimiliki oleh rudal balistik lainnya dan uji coba hari Rabu tampaknya tidak menunjukkan jangkauan dan kemampuan manuver yang diklaim dalam laporan media pemerintah, kata seorang pejabat militer Korea Selatan, seperti dikutip dari Reuters, 8 Januari 2022.
Korea Selatan menilai bahwa rudal itu terbang kurang dari 700 km yang diklaim oleh Korea Utara dan menunjukkan kemampuan manuver "lateral" yang kurang dari yang dilaporkan, ujar pejabat Korsel.
Hulu ledak hari Rabu menampilkan bentuk yang lebih kerucut daripada rudal hipersonik Korea Utara pertama yang diklaim diuji pada bulan September, yang mirip peluncur.
"Ini bukan kendaraan luncur hipersonik atau rudal jelajah hipersonik, ini adalah rudal dengan hulu ledak bergerak," kata pejabat itu tentang rudal terbaru, yang pertama kali diluncurkan pada pameran pertahanan Pyongyang pada Oktober.
Penilaian tersebut mencerminkan analis internasional yang mencatat bahwa tes tersebut tampaknya melibatkan rudal balistik berbahan bakar cair dengan Manoeuvrable Reentry Vehicle (MaRV), kemampuan yang sebelumnya dilakukan oleh negara lain termasuk Amerika Serikat dan Korea Selatan.
"Salah satu keluhan saya tentang pembingkaian 'hipersonik' adalah bahwa itu salah menekankan kecepatan tetapi apa yang sebenarnya kita perhatikan adalah kemampuan manuver dan akurasi," Jeffrey Lewis, seorang peneliti rudal di James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS), mengatakan di Twitter . "Jadi, ya, glider baru (Korea Utara) hipersonik. Tapi yang lebih penting, ini adalah MaRV."
Meski rudal tersebut tidak memiliki jangkauan rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesar Korea Utara, analis mengatakan senjata bermanuver dapat digunakan untuk menghindari pertahanan rudal.
Setelah uji coba Korea Utara, pada Jumat Amerika Serikat dan Jepang mengeluarkan pernyataan bersama yang berjanji untuk meningkatkan pertahanan bersama, termasuk terhadap senjata hipersonik.
Baca juga: Korea Utara Berhasil Tembakkan Rudal Hipersonik ke Target 700 Km
REUTERS