TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Jepang mengeluarkan pernyataan bersama menyuarakan keprihatinan mendalam tentang tumbuhnya kekuatan Cina yang dinilai membahayakan kawasan dan berjanji untuk bekerja sama melawan upaya mengacaukannya.
Pernyataan itu dikeluarkan menyusul pertemuan virtual menteri luar negeri dan pertahanan kedua negara sekutu itu untuk membahas potensi ancaman dari Cina serta meningkatnya ketegangan atas Taiwan, Jumat, 7 Januari 2022.
Para menteri menyatakan keprihatinan bahwa upaya Cina "untuk merusak tatanan berbasis aturan" menghadirkan "tantangan politik, ekonomi, militer dan teknologi ke kawasan dan dunia".
"Jepang dan AS memutuskan untuk bekerja sama mencegah dan, jika perlu, menanggapi kegiatan yang tidak stabil di kawasan itu," pernyataan bersama itu.
Para menteri juga mengatakan mereka memiliki "keprihatinan serius dan berkelanjutan" tentang hak asasi manusia di wilayah Xinjiang dan Hong Kong, serta menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Dalam pertemuan puncak virtual terpisah pada hari Kamis, Jepang dan Australia menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan.
"Ini jelas merupakan pesan gabungan yang mencerminkan keprihatinan bersama, bukan kasus memutarbalikkan AS untuk membuat Jepang menandatangani eufemisme yang tidak jelas," kata Daniel Russel, yang menjabat sebagai diplomat top AS untuk Asia di bawah presiden Barack Obama dan sekarang akfit di Institut Kebijakan Masyarakat Asia.
"Secara khusus, ekspresi tekad bersama untuk merespons jika perlu aktivitas destabilisasi tampil sebagai ekspresi kuat dari solidaritas dan tekad aliansi."
Sebelum pembicaraan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington dan Tokyo merencanakan kesepakatan pertahanan baru untuk melawan ancaman yang muncul, termasuk hipersonik dan kemampuan berbasis ruang angkasa.
Berikutnya: Tanggapan keras Cina