TEMPO.CO, Jakarta - Sepekan pergantian tahun 2022 menjadi hari berdarah bagi Kazakhstan setelah protes kenaikan harga BBM berujung kerusuhan.
Tentara menembaki pengunjuk rasa di kota terbesar di Kazakhstan, Almaty, pada Kamis, 6 Januari 2022, setelah berhari-hari kerusuhan dengan kekerasan yang mendorong pemerintah untuk mengumumkan keadaan darurat dan meminta bantuan dari sekutunya Rusia dan republik-republik bekas Soviet lainnya.
Kazakhstan adalah negara kaya minyak yang telah lama dipandang sebagai benteng stabilitas di Asia Tengah yang bergejolak. Ketika pasukan terjun payung Rusia tiba di Kazakhstan, polisi di Almaty mengatakan mereka telah membunuh puluhan pengunjuk rasa ketika berupaya untuk memulihkan ketertiban.
Berikut adalah faktor kenapa negara kaya minyak Kazakhstan dilanda kerusuhan setelah kenaikan harga BBM, seperti dikutip dari Reuters, 7 Januari 2022.
DI MANA KAZAKHSTAN DAN MENGAPA LETAK GEOGRAFISNYA PENTING?
Kazakhstan, yang terletak di antara Rusia dan Cina, dan juga berbatasan dengan tiga bekas republik Soviet lainnya, adalah ekonomi terbesar di Asia Tengah, dengan kandungan hidrokarbon dan logam yang kaya. Sumber daya alam ini telah menarik ratusan miliar dolar AS dalam investasi asing sejak merdeka pada tahun 1991.
Secara strategis, Kazakhstan menghubungkan pasar Cina dan Asia Selatan yang besar dan berkembang pesat dengan pasar Rusia dan Eropa melalui jalan darat, kereta api, dan pelabuhan di Laut Kaspia. Negara ini telah menggambarkan dirinya sebagai kepala sabuk dalam proyek perdagangan proyek ambisius Belt and Road Initiative Cina.
Kazakhstan adalah produsen uranium global teratas dan kerusuhan minggu ini mendorong kenaikan 8% pada harga logam yang menjadi bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir. Selain itu, negara ini adalah pengekspor minyak terbesar kesembilan di dunia, memproduksi sekitar 85,7 juta ton pada tahun 2021, dan produsen batu bara terbesar ke-10.
Ini juga merupakan penambang bitcoin terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. "Hashrate" Bitcoin turun lebih dari 10% pada hari Rabu setelah internet Kazakhstan dimatikan, menurut perusahaan penambangan crypto BTC.com.
Para pengunjuk rasa melakukan aksi protes terhadap kenaikan biaya LPG menyusul keputusan otoritas Kazakhtan untuk mengangkat batas harga bahan bakar gas cair di Almaty, Kazakhstan 4 Januari 2022. Para pengunjuk rasa melakukan aksi protes sejak awal Januari hingga banyak demonstran mulai menyerbu gedung-gedung pemerintahan. REUTERS/Pavel Mikheyev
MENGAPA WARGA KAZAKHSTAN MARAH?
Kerusuhan dimulai setelah protes di wilayah barat yang kaya minyak terhadap penghapusan batas harga untuk butana dan propana, yang sering disebut sebagai bahan bakar jalan untuk orang miskin karena biayanya yang rendah.
Reformasi, yang bertujuan untuk mengurangi kekurangan minyak, dengan cepat menjadi bumerang karena harga naik lebih dari dua kali lipat. Protes menyebar, memanfaatkan rasa ketidakpuasan yang lebih luas atas korupsi negara endemik, ketimpangan pendapatan, dan kesulitan ekonomi yang semuanya diperparah oleh pandemi virus corona.
Meskipun menjadi republik Asia Tengah terkaya dalam pendapatan per kapita, setengah dari populasi di Kazakhstan masih tinggal di pedesaan, komunitas yang sering terisolasi dengan akses yang buruk ke layanan publik.
Ketika sumber daya alam negara yang luas telah membuat elit kecil menjadi sangat kaya, banyak orang Kazakh biasa merasa tertinggal. Sekitar satu juta orang dari total 19 juta penduduk diperkirakan hidup di bawah garis kemiskinan.
Inflasi tahunan mendekati 9%, tertinggi dalam lebih dari lima tahun, mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga menjadi 9,75%.
SIAPA YANG BERTANGGUNGJAWAB?
Diplomat karir Kassym-Jomart Tokayev, 68 tahun, terpilih sebagai presiden pada 2019 dengan janji untuk melanjutkan kebijakan pro-bisnis yang luas dari pendahulunya, Nursultan Nazarbayev. Namun Nazarbayev, mantan anggota Politbiro Soviet yang memimpin Kazakhstan selama hampir tiga dekade, secara luas dipandang sebagai kekuatan sesungguhnya di balik takhta.
Tokayev telah menggunakan protes, yang terkadang menargetkan simbol era Nazarbayev termasuk patung, untuk memecat mantan presiden berusia 81 tahun itu dari jabatannya sebagai kepala Dewan Keamanan yang berkuasa.
Nazarbayev tidak membuat komentar atau penampilan publik sejak protes meletus dan masih belum jelas sejauh mana pemberontakan akan melemahkan pengaruh besar yang dia dan keluarganya terus gunakan dalam politik dan bisnis.
Tokayev juga memecat keponakan Nazarbayev, Samat Abish, sebagai komandan kedua polisi keamanan. Putri sulung Nazarbayev, Dariga, mantan ketua Senat dan masih menjadi anggota parlemen, telah diisukan sebagai calon presiden masa depan.
Presiden Kazakhtan Kassym-Jomart Tokayev berbicara selama pertemuan dengan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin di Nur-Sultan, Kazakhstan 1 Februari 2020. [Sputnik / Alexander Astafyev / Pool via REUTERS]
PROSPEK EKONOMI
Produk domestik bruto per kapita Kazakhstan pada 2020 adalah US$9.122 (Rp130 juta), menurut data Bank Dunia, sedikit di atas Turki dan Meksiko tetapi di bawah puncak tahunannya yang hampir US$14.000 (Rp200 juta) pada tahun 2013.
Pemerintah Tokayev memperkenalkan paket stimulus senilai 6% dari output nasional untuk membantu usaha kecil dan menengah mengatasi pandemi COVID-19.
Bank Dunia telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,5% pada 2021, meningkat menjadi 3,7% tahun ini dan 4,8% pada tahun 2023. Bank Dunia telah mendesak Kazakhstan untuk meningkatkan persaingan dan membatasi peran perusahaan milik negara besar dalam perekonomian, mengatasi kesenjangan sosial dan menciptakan praktik ekonomi yang lebih adil.
HAK ASASI MANUSIA DAN KEBEBASAN
Negara-negara Barat dan kelompok-kelompok hak asasi telah lama mengkritik Kazakhstan karena sistem politiknya yang otoriter, intoleransinya terhadap perbedaan pendapat, pembatasan kebebasan media dan kurangnya pemilihan umum yang bebas dan adil, meskipun Kazakhstan juga dipandang kurang represif dan tidak stabil daripada tetangga bekas Sovietnya.
Amnesty International mengatakan protes minggu ini adalah hasil dari penindasan luas hak asasi manusia oleh pihak berwenang, dan menyerukan pembebasan semua orang yang ditahan secara sewenang-wenang dan untuk penyelidikan pelanggaran negara di masa lalu.
"Selama bertahun-tahun, pemerintah tanpa henti menganiaya perbedaan pendapat secara damai, membuat orang-orang Kazakhstan dalam keadaan gelisah dan putus asa," kata Marie Struthers, Direktur Amnesty untuk Eropa Timur dan Asia Tengah.
Baca juga: Protes Berdarah di Kazakhstan, Polisi Tembak Mati Puluhan Pengunjuk Rasa
REUTERS
