TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat mencatatkan rekor global dengan hampir 1 juta infeksi baru COVID-19 yang dilaporkan pada Senin, menurut penghitungan Reuters, hampir dua kali lipat dari infeksi puncak negara itu hanya seminggu yang lalu karena varian Omicron yang sangat menular.
Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit telah meningkat hampir 50% dalam seminggu terakhir dan sekarang melebihi 100.000, menurut analisis Reuters, dikutip 5 Januari 2021. Ini pertama kalinya kasus menembus angka itu sejak gelombang musim dingin setahun yang lalu.
Secara keseluruhan, Amerika Serikat telah melihat rata-rata kasus harian 486.000 kasus selama seminggu terakhir, tingkat yang berlipat ganda dalam tujuh hari dan jauh melampaui negara lain mana pun. 978.856 infeksi baru pada hari Senin termasuk beberapa kasus dari Sabtu dan Minggu, ketika banyak negara bagian tidak melaporkan.
Jumlah rata-rata kematian COVID-19 Amerika Serikat per hari tetap cukup stabil sepanjang Desember dan hingga awal Januari, yakni sekitar 1.300, menurut penghitungan Reuters, meskipun kematian biasanya tertinggal dari kasus dan rawat inap.
Omicron tampaknya jauh lebih mudah ditularkan daripada varian virus sebelumnya. Varian itu diperkirakan menyumbang 95,4% dari kasus virus corona yang diidentifikasi di Amerika Serikat pada 1 Januari, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada Selasa.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Selasa bahwa bukti sejauh ini menunjukkan Omicron menyebabkan penyakit yang kurang parah dibanding varian sebelumnya. Namun demikian, pejabat kesehatan masyarakat telah memperingatkan bahwa banyaknya kasus Omicron berisiko membanjiri rumah sakit dengan pasien, beberapa di antaranya sudah berjuang untuk menangani gelombang pasien COVID-19, terutama di antara yang tidak divaksinasi.
Sejumlah orang mengantre tiket dan bagasi setelah puluhan penerbangan dibatalkan atau ditunda di Bandara Internasional Seattle-Tacoma (Sea-Tac) di Seattle, Washington, 27 Desember 2021. Maskapai penerbangan Amerika Serikat membatalkan hampir 1.200 penerbangan pada Minggu, 26 Desember 2021 karena banyak awak kabin yang terkena Covid-19. REUTERS/Lindsey Wasson
Gubernur Maryland Larry Hogan mengumumkan keadaan darurat 30 hari pada Selasa dan memobilisasi 1.000 anggota Garda Nasional untuk operasi tanggap pandemi ketika rawat inap COVID-19 di negara bagian itu mencapai rekor tertinggi lebih dari 3.000. Itu adalah peningkatan lebih dari 500% dalam tujuh minggu terakhir, kata Hogan.
"Empat hingga enam minggu ke depan akan menjadi waktu yang paling menantang dari seluruh pandemi," kata Hogan. "Proyeksi terbaru kami pada hari ini menunjukkan bahwa rawat inap COVID dapat mencapai lebih dari 5.000, yang akan lebih dari 250% lebih tinggi dari puncak kami sebelumnya, yakni 1.952 pada tahun lalu."
Delaware, Illinois, Ohio dan Washington DC, juga telah melaporkan rekor jumlah pasien COVID yang dirawat di rumah sakit dalam beberapa hari terakhir.
Pemerintahan Joe Biden sedang menyelesaikan kontrak untuk 500 juta alat tes rapid COVID-19 yang rencananya akan didistribusikan secara gratis ke orang Amerika, kata Gedung Putih, Selasa. Inisiatif ini dimaksudkan untuk membantu meringankan krisis pengujian yang telah menyebabkan pasokan yang tidak memadai dan antrean panjang di banyak tempat.
Selain itu, pemerintah menggandakan pesanan pil antivirus COVID-19 Pfizer Inc menjadi total 20 juta kursus pengobatan.
Pejabat kesehatan pemerintah telah menekankan bahwa vaksin dan vaksin booster tetap merupakan cara terbaik untuk menghindari penyakit serius.
CDC pada Selasa merekomendasikan untuk memperpendek interval antara dosis vaksin COVID-19 kedua Pfizer-BioNTech dan suntikan vaksin booster menjadi lima bulan dari enam, sehari setelah Food and Drug Administration melakukan langkah serupa.
Baca juga: Negara dengan Lonjakan Kasus Covid-19 di Akhir Tahun 2021
REUTERS