TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 4.400 migran, termasuk sedikitnya 205 anak-anak, hilang di laut saat berusaha masuk ke Spanyol sepanjang tahun lalu. Menurut sebuah kelompok pemantau Walking Borders, jumlah migran yang hilang itu naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Kelompok Walking Borders atau Caminando Fronteras mengatakan para migran menjadi korban lantaran rute yang semakin berbahaya. Selain itu kapal yang terlalu kecil untuk menampung banyak penumpang, dan beberapa kapal ketakutan membantu migran di laut menyebabkan banyak korban jatuh.
Menurut statistik resmi Spanyol, 39.000 migran tidak berdokumen berhasil mencapai Spanyol melalui laut atau darat tahun lalu. Jumlah ini sama dengan tahun sebelumnya.
Walking Borders mengatakan lebih dari 90 persen dari mereka yang hilang atau tewas berasal dari 124 kapal karam dalam perjalanan ke Kepulauan Canary Spanyol di Samudra Atlantik pada 20 Desember. Sejak 2020, pulau-pulau di lepas pantai Afrika telah menjadi tujuan utama para migran. Mereka mencoba mencapai Spanyol dan sebagian kecil menyeberangi Laut Mediterania ke daratan Spanyol.
Helena Maleno, pendiri Caminando Fronteras, mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mengumpulkan data dari hotline yang disiapkan untuk para migran di kapal yang bermasalah. Data juga berasal dari anggota keluarga yang mencari informasi keberadaan para migran.
Kelompok itu menyelidiki nasib masing-masing perahu. Diperkirakan mereka yang hilang di laut selama satu bulan akan mati. Hampir 95 persen dari angka tersebut adalah hasil hitungan orang-orang yang hilang.
Organisasi Internasional PBB untuk Migrasi (IOM) menghitung 955 orang yang meninggal atau hilang pada tahun 2021. Mereka hilang saat mencoba mencapai Kepulauan Canary pada 22 Desember 2021, angka tertinggi yang didokumentasikan sejak 2014. IOM mendapat data dari catatan pejabat, laporan media dan kelompok lain termasuk Walking Borders.
Spanyol tidak punya data berapa orang yang meninggal saat mencoba masuk ke negara itu melalui laut. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri menolak mengomentari temuan Walking Borders.
Baca: 27 Migran Tewas Saat Coba Menyeberang, Prancis dan Inggris Saling Menyalahkan
REUTERS