TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan junta Myanmar menggempur sebuah desa di Wetlet, Wilayah Sagaing, pada Senin, 3 Januari 2021. Ini merupakan kelanjutan bentrokan antara pasukan militer dengan perlawanan masyarakat anti-kudeta yang dimulai pada Malam Tahun Baru.
Menurut Myanmar Now, yang mengutip sumber setempat, helikopter digunakan untuk mengangkut sedikitnya 50 tentara junta Myanmar ke Nyaungpingyitaw, sebuah desa sekitar 16 km sebelah timur kota Wetlet, pada Senin sore.
“Mereka menurunkan tentara untuk ditempatkan di desa kami. Kami harus berlari seperti binatang. Tidak ada yang berani tinggal,” kata seorang warga Nyaungpingyitaw yang tidak mau disebutkan namanya, seperti dikutip Myanmar Now, Selasa, 4 Januari 2022.
Seorang petugas informasi untuk Pasukan Pertahanan Rakyat Wetlet (PDF) mengatakan, empat helikopter digunakan dalam operasi tersebut.
“Tiga helikopter menerbangkan tentara ke desa, sementara yang keempat melayang-layang, melepaskan tembakan ke segala arah. Mereka terus menembak dengan senapan mesin dan menjatuhkan granat, padahal tidak ada yang menyerang,” katanya.
Penduduk setempat membenarkan hal ini, menambahkan bahwa pasukan junta mulai menembakkan artileri segera setelah menguasai desa.
“Kami tidak menyangka mereka akan sekejam ini. Menggunakan serangan udara terhadap penduduk desa biasa terlalu kejam,” katanya.
Serangan di Nyaungpingyitaw terjadi beberapa hari setelah desa lain di Kotapraja Wetlet menghadapi kebakaran yang lebih parah selama akhir pekan.
Pada hari Jumat, sekitar 70 anggota kelompok Pyu Saw Htee yang didukung militer memasuki desa Phayarlaykone dari Shein Ma Kar, desa lain yang terletak di sepanjang Sungai Ayeyarwady, memicu pertempuran sengit selama dua hari.
Menurut petugas informasi Wetlet PDF, setidaknya 12 anggota Pyu Saw Htee tewas selama dua jam bentrokan yang dimulai sekitar pukul 14:00 pada hari Jumat, meskipun menerima dukungan artileri dari pasukan militer di daerah tersebut.
“Mereka dengan marah menembakkan artileri berat ke arah kami, jadi kami tidak bisa terlalu dekat,” katanya, dan menambahkan bahwa kedua belah pihak melanjutkan pertempuran keesokan paginya setelah anggota Pyu Saw Htee di Phayarlaykone mulai membakar rumah warga.
Pertempuran itu dimulai sekitar pukul 11 pagi dan berakhir hanya setelah Komando Militer Barat Laut mengirim helikopter tempur MI-35 untuk membantu anggota Pyu Saw Htee yang ditembaki di daerah berhutan dekat desa.
“Helikopter tiba sekitar pukul 6 sore sementara kami mengepung mereka di hutan timur desa. Hujan granat turun sekitar setengah jam,” kata petugas informasi.