TEMPO.CO, Jakarta - Memori masa kecil tentang rumah membawa kembali seorang pria Cina, korban penculikan anak 33 tahun silam, bertemu dengan keluarganya.
Li Jingwei bertemu kembali dengan ibunya pada hari pertama di tahun 2022. Keduanya bertemu di Lankao, Provinsi Henan di Cina tengah.
"Aku pikir aku tidak pernah bertemu kamu lagi nak," kata ibunya sambil memeluk putranya.
Li Jingwei diculik dari kampung halamannya di Zhaotong, barat daya Provinsi Yunnan, ketika dia berusia empat tahun.
Dia dibawa ke sebuah keluarga di Lankao, kota yang jaraknya 1.600 kilometer dari kampung halamannya.
Dilansir dari ECNS, 2 Januari 2022, Li terdorong untuk mencari kembali keluarganya setelah mendengar kabar banyak anak-anak korban penculikan yang berhasil bersatu kembali dengan keluarganya.
Setelah mendengar bahwa anak-anak lain yang diculik telah dipersatukan kembali dengan kerabat, Li membagikan video di aplikasi Douyin, yang dikenal sebagai TikTok di luar Cina, pada bulan Desember, Sky News melaporkan.
Sebuah peta yang digambar Li Jingwei berdasarkan ingatannya menggambarkan lanskap kota kelahirannya di Zhaotong, Provinsi Yunnan, Cina.[ECNS]
Li mengunggah klip video mencari keluarganya di platform berbagi video itu pada 15 Desember, di mana ia menunjukkan peta yang menggambarkan lanskap kota kelahirannya yang ia gambar berdasarkan ingatan masa kecilnya.
Peta Li dicocokkan oleh polisi dengan sebuah desa kecil dan seorang perempuan yang putranya menghilang.
Li menggambar peta itu meski tidak mengingat nama tempat kelahirannya maupun nama jalannya.
Li mengira akan memakan waktu beberapa tahun untuk menemukan keluarganya. Yang mengejutkan, tak lama setelah itu, dia menerima petunjuk tentang ibunya.
Mengikuti petunjuk peta Li, polisi menemukan ibu Li di Zhoukou Provinsi Henan di mana dia tinggal sekarang, dan mengonfirmasi identitasnya melalui tes DNA.
Beberapa hari sebelum bertemu tatap muka, mereka berbicara secara virtual. "Ibuku menangis begitu aku menelepon," kata Li.
"Setelah video call, aku mengenalinya sekilas. Ibuku dan aku memiliki bibir yang sama, bahkan gigiku."
Hampir semua yang diingatnya selama percakapan mereka benar, "termasuk rumah dalam gambar saya, yang sekarang masih sama, hanya saja tidak berpenghuni".
Li bercerita, sejak hari penculikannya dia sering menggambar kampung halamannya di tanah dengan tongkat agar tidak melupakan tempat kelahirannya.
"Saya tidak menyangka akan menemukan keluarga saya secepat ini," kata Li. "Ketika saya melihat keluarga saya pada hari pertama tahun baru, saya merasa seperti dilahirkan kembali."
Li juga bertemu dengan adik laki-laki dan perempuannya pada hari reuni.
Berbicara tentang penculikan, Li mengatakan dia dibawa oleh seorang pria dengan berkepala botak. Dia mengenalnya pria itu.
Kemudian, pasangan berusia 40-an membelikannya beberapa pakaian baru dan membawanya dalam perjalanan kereta api yang berlangsung sehari semalam sebelum menyerahkannya kepada keluarga angkat yang memperlakukannya dengan baik, katanya.
"Mereka mengajari saya prinsip-prinsip menjadi manusia sejak saya masih kecil, sehingga saya bisa belajar keras dan menjadi orang yang berguna di masa depan," katanya.
Li mengatakan ayah kandungnya pergi sewaktu ia masih kecil, tetapi dia memiliki adik laki-laki di rumah. Dan ada anggota keluarga lain yang diculik saat kecil juga.
"Saya juga punya adik ipar yang tinggal di rumah saya sejak kecil dan bermain dengan saya setiap hari," katanya.
"Dulu saya mengira dia adalah kakak perempuan tertua saya. Dia juga diculik, tetapi dia telah membaca buku ketika dia diculik, dan kemudian menemukan rumahnya."
Penculikan anak seperti Li adalah kasus yang kerap terjadi. Dari Januari hingga November, badan keamanan publik Cina menyelesaikan lebih dari 290 kasus penculikan anak, dan menemukan 8.307 anak di bawah kampanye untuk menemukan orang hilang yang diluncurkan pada awal 2021, menurut Kementerian Keamanan Publik Cina.
Baca juga: Tujuh Tips Bagi Orang Tua untuk Mencegah Penculikan Anak
ECNS | SKY NEWS