TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian perdagangan Vietnam meminta otoritas Guangxi, Cina, melonggarkan perbatasan untuk mengurangi kemacetan di penyeberangan perbatasan setelah Cina memperketat kontrol perbatasannya dengan Vietnam.
Gambar dan rekaman video dari Vietnam News Agency (VNA) yang dikelola pemerintah menunjukkan ribuan truk tertahan di perbatasan menyusul laporan bahwa kasus impor COVID-19 telah terdeteksi di Provinsi Guangxi.
"Langkah-langkah pencegahan anti-virus yang diterapkan Guangxi di bawah kebijakan 'nol COVID', termasuk menutup gerbang perbatasan atau menghentikan impor buah, terlalu berlebihan," lapor VNA, dikutip dari Reuters, 2 Januari 2022.
"Gangguan ini telah menyebabkan dampak negatif pada perdagangan bilateral dan kerugian besar bagi bisnis dan orang-orang di kedua sisi," kata laporan itu, mengutip kementerian perdagangan.
Pejabat perdagangan Guangxi sebagai tanggapan mengatakan mereka akan meningkatkan durasi bea cukai dan menyampaikan proposal lain kepada otoritas yang lebih tinggi, menurut laporan itu.
Cina adalah mitra dagang terbesar Vietnam, dan pasar terbesar untuk buah dan sayurannya.
Omset perdagangan produk pertanian antara Vietnam dan Cina dalam 11 bulan pertama tahun 2021 naik 19,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi US$11,3 miliar (Rp161,2 triliun), menurut data resmi.
Baca juga: Kota Wisata di Vietnam ini akan Berhenti Jual Daging Anjing dan Kucing
REUTERS