TEMPO.CO, Jakarta - Presiden China Xi Jinping menyampaikan pidato Tahun Baru 2022 yang disiarkan di televisi pada Jumat, 31 Desember 2021. Jinping menyampaikan beberapa hal termasuk soal Taiwan.
Ia menekankan pentingnya mempertahankan fokus strategis dan memperhatikan potensi risiko dalam visi jangka panjang Partai Komunis untuk mengubah China menjadi kekuatan global. Seperti dikutip dari Reuters, Xi Jinping menyatakan bahwa China telah mencapai tujuannya di 2021 untuk membangun masyarakat yang cukup makmur.
"Kita harus selalu menjaga perspektif jangka panjang, tetap memperhatikan potensi risiko, mempertahankan fokus dan tekad strategis, dan mencapai yang luas dan hebat sambil menangani hal-hal yang rumit dan kecil," kata Xi dalam pidato yang disiarkan televisi.
Xi Jinping juga menyinggung soal Taiwan. Dia mengatakan penyatuan antara China dan Taiwan adalah aspirasi orang-orang di dua wilayah itu. “Saya sangat berharap bahwa semua putra dan putri bangsa Tiongkok akan bergabung untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi bangsa kita,” katanya.
Awal pekan ini, seorang pejabat Beijing memperingatkan bahwa China akan mengambil langkah drastis jika Taiwan yang sangat demokratis bergerak menuju kemerdekaan formal.
Xi juga menekankan pentingnya stabilitas di bekas jajahan Inggris di Hong Kong dan bekas kantong Makau yang dikelola Portugis. Masing-masing wilayah itu kembali ke China pada 1997 dan 1999.
Di bawah kesepakatan serah terima, Hong Kong dijanjikan bahwa kebebasan individunya yang luas, termasuk kebebasan berbicara, akan dilindungi. Namun para aktivis mengeluh bahwa kebebasan itu telah terkikis sejak China mengesahkan undang-undang keamanan nasional baru pada tahun 2020. Aturan itu memberangus kebebasan berpendapat di Hong Kong.
Baca: Beijing Nilai Sikap Eropa terhadap Cina Mendua, sebagai Mitra Sekaligus Lawan
REUTERS