TEMPO.CO, Jakarta - Badan anti-korupsi Cina menuduh Walmart Inc "bodoh dan picik" setelah netizen negeri itu menyebut Sam's Club, yang merupakan jaringan milik raksasa ritel AS tersebut, telah menghapus produk-produk bersumber dari Xinjiang dari toko mereka.
Pekan lalu, Sam's mendapat kecaman di Cina setelah pengguna platform media sosial Weibo membagikan tangkapan layar yang diduga menunjukkan bahwa produk dari wilayah Xinjiang telah dihapus dari aplikasi toko online mereka.
Perselisihan di media sosial meletus setelah Presiden AS Joe Bidenpada 23 Desember 2021 menandatangani undang-undang yang melarang impor dari Xinjiang karena kekhawatiran tentang kerja paksa di sana.
Baik Walmart maupun Sam's Club tidak membuat pernyataan publik tentang masalah ini, dan Walmart tidak segera menanggapi permintaan komentar pada hari Jumat, 31 Desember 2021.
Komisi Pusat Inspeksi Disiplin Partai Komunis (CCDI) yang berkuasa, dalam sebuah pernyataan di situs webnya, menuduh Sam's Club memboikot produk-produk Xinjiang dan mencoba "mengacaukan" masalah Xinjiang dengan tetap diam.
"Mencabut semua produk dari suatu daerah tanpa alasan yang sah menyembunyikan motif, mengungkapkan kebodohan dan kepicikan, dan pasti akan memiliki konsekuensi buruknya sendiri," kata komisi itu.
Cina adalah pasar besar bagi Walmart, yang menghasilkan pendapatan sebesar $11,43 miliar setahun. Dari 423 unit ritel Walmart di Cina, 36 adalah toko Sam's Club, menurut situs webnya.
Selanjutnya: pengalaman buruk H&M dan Intel setelah mencoret produk Xinijiang