TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Tayyip Erdogan mengatakan bahwa warga Turki harus menyimpan semua tabungan mereka dalam lira dan bahwa volatilitas nilai tukar baru-baru ini sebagian besar terkendali setelah lira melemah tajam dalam dua bulan terakhir.
"Saya ingin semua warga saya menyimpan tabungan mereka dengan uang kita sendiri, menjalankan semua bisnis mereka dengan uang kita sendiri, dan saya merekomendasikan ini," kata Erdogan dalam pidatonya di Istanbul, Jumat, 31 Desember 2021.
“Jangan lupakan ini: selama kita tidak mengambil uang kita sendiri sebagai patokan, kita pasti akan tenggelam. Lira Turki, uang kita, itulah yang akan kita pakai. Tidak dengan mata uang asing ini, itu mata uang asing."
Berbicara kepada kelompok bisnis, Erdogan juga meminta warga Turki untuk membawa tabungan emas mereka ke dalam sistem perbankan dan menegaskan kembali pandangannya yang tidak ortodoks bahwa suku bunga adalah penyebab inflasi.
"Untuk beberapa waktu, kita telah mengobarkan pertempuran menyelamatkan ekonomi Turki dari siklus suku bunga tinggi dan inflasi tinggi, dan membawanya ke jalur pertumbuhan melalui investasi, lapangan kerja, produksi, ekspor, dan surplus neraca berjalan," katanya.
"Suku bunga turun, suku bunga naik. Kawan-kawan, mari kita singkirkan ini dari buku kita. Suku bunga membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin."
Penghasilan Turki telah terkikis dalam beberapa bulan terakhir karena jatuhnya lira, meskipun lira rebound dari level terendah sepanjang masa 18,4 versus dolar pekan lalu setelah pengenalan skema negara bagian untuk melindungi simpanan lokal dari kerugian depresiasi versus mata uang keras.
Krisis lira dipicu oleh penurunan suku bunga agresif bank sentral sebesar 500 basis poin sejak September, yang dilakukan di bawah tekanan Erdogan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kredit dan ekspor.
REUTERS