TEMPO.CO, Jakarta - Lockdown yang diberlakukan di Kota Xian, Provinsi Shaanxi, Cina, yang telah mengisolasi 13 juta penduduknya, telah memasuki hari ketujuh pada Rabu dan banyak yang mengeluh tidak mendapat kebutuhan pokok ketika pemerintah berjuang membendung penyebaran kasus infeksi COVID-19 baru di kawasan itu.
Xian melaporkan 151 infeksi menular dalam negeri dengan gejala yang dikonfirmasi pada Selasa, atau hampir semua dari 152 kasus secara nasional, sehingga jumlah total kasus Xian lokal menjadi hampir 1.000 selama periode 9-28 Desember. Tidak ada kasus varian Omicron yang diumumkan di kota sejauh ini.
Meski wabah Xian kecil dibandingkan dengan wabah di banyak tempat lain di seluruh dunia, para pejabat telah memberlakukan pembatasan ketat pada perjalanan di dalam dan meninggalkan kota mulai 23 Desember, sejalan dengan upaya Beijing untuk segera menahan wabah yang muncul, Reuters melaporkan, 30 Desember 2021.
Orang-orang di kota tidak diizinkan meninggalkan kota tanpa izin dari perusahaan atau otoritas lingkungan mereka.
Seorang mekanik berusia 32 tahun pergi ke Xian dalam perjalanan bisnis dan telah merencanakan untuk pergi minggu lalu, hanya untuk mengetahui bahwa dia harus tinggal lebih lama setelah pejabat masyarakat setempat menolak memberikan sertifikat untuk kepergiannya.
Itu berarti dia melewatkan hari ulang tahun istrinya dan mungkin terpaksa menghabiskan Tahun Baru di Xian. "Saya hanya ingin pulang," katanya kepada Reuters tanpa menyebut nama.
Sejak Senin, pemerintah Xian telah menangguhkan pemberian izin kepada orang-orang yang ingin meninggalkan rumah mereka untuk membeli kebutuhan pokok, karena langkah-langkah pengendalian epidemi meningkat yang mengikuti strategi nol COVID-19 pemerintah pusat.
Kota itu mengatakan belanja langsung dapat dilanjutkan untuk orang-orang di daerah yang kurang berisiko setelah pengujian massal negatif, tanpa mengatakan kapan tepatnya perintah tinggal di rumah akan dicabut.
Tindakan itu menimbulkan keluhan di media sosial dari beberapa warga tentang akses yang tidak pasti ke produk segar.
Beberapa pemerintah tingkat kabupaten di Xian telah mulai mengatur pengiriman bahan makanan ke rumah-rumah penduduk, atau mendirikan stan sementara di kompleks perumahan besar yang menjual produk segar, kata pemerintah kota pada Rabu.
Seorang siswa berusia 23 tahun di Xian, juga berbicara dengan syarat anonim, mengatakan keluarganya telah menerima satu paket sayuran gratis yang dikirim ke rumahnya sejak pembatasan belanja, dan belum diberitahu kapan gelombang bantuan sosial berikutnya akan tiba.
Tidak ada pilihan tentang apa yang dikirim, tetapi paket itu termasuk bahan makanan yang paling umum: "Meskipun saya sangat menginginkan makanan tertentu, tidak ada gangguan pada kehidupan sehari-hari saya."
Pejabat Cina pada Rabu, 29 Desember, mengakui mereka kewalahan dalam mendapatkan cukup pasokan untuk penduduk di Xian yang diisolasi, setelah penduduk mengeluh ke media sosial karena tidak memiliki cukup makanan dan meminta bantuan.
Pejabat mengakui pada konferensi pers Rabu bahwa kehadiran staf yang rendah dan kesulitan dalam logistik dan distribusi telah menyebabkan kesulitan menyediakan pasokan penting karena negara itu menghadapi kebangkitan infeksi, Channel News Asia melaporkan.
Pejabat Xian Chen Jianfeng mengatakan pemerintah daerah telah memobilisasi perusahaan untuk meningkatkan distribusi masyarakat, dengan kader mengawasi pasar grosir dan supermarket.
"Kami mencoba yang terbaik untuk membantu masalah jumlah staf, dan mengeluarkan izin untuk kendaraan yang menjamin pasokan kebutuhan," katanya.
Namun ada juga yang masih kesulitan dengan perbekalan.
"Bagaimana kita hidup? Apa yang kita makan?" tulis seorang pengguna di platform Weibo yang mirip Twitter.
"Beberapa hari yang lalu, kami bisa keluar sekali untuk membeli bahan makanan tetapi itu telah dibatalkan...semua aplikasi bahan makanan online terjual habis atau di luar jangkauan pengiriman," tambah pengguna tersebut.
Kota itu meningkatkan tindakan pengurungan pada Senin, dengan banyak penduduk diberitahu untuk tidak meninggalkan rumah mereka kecuali untuk pengujian virus, setelah sebelumnya diberitahu bahwa mereka dapat keluar setiap tiga hari sekali untuk membeli persediaan.
Pihak berwenang memulai putaran lain pengujian massal di seluruh kota pada hari Rabu, yang kelima sejak 21 Desember. Jumlah infeksi yang ditemukan dari pengujian massal mulai menurun pada putaran keempat, sementara jumlah pada tiga putaran pertama meningkat, kata seorang pejabat setempat pada hari Rabu kepada Reuters.
Samsung, yang mengoperasikan basis semikonduktor yang luas di Xian, mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya telah memutuskan untuk "menyesuaikan sementara operasi" di fasilitas manufaktur di kota karena situasi COVID-19.
Perusahaan kendaraan listrik China BYD Co menegaskan pada hari Rabu bahwa virus itu telah menyebabkan beberapa dampak, tanpa memberikan batas waktu kapan operasi dapat dinormalisasi.
"Produksi kami telah dipengaruhi oleh wabah epidemi sampai tingkat tertentu," kata BYD kepada Reuters. "Kami saat ini secara aktif melakukan penyesuaian sebagai tanggapan."
Western Superconducting Technologies mengatakan pada hari Selasa produksinya saat ini tidak pada kapasitas penuh karena mematuhi pembatasan COVID-19 pemerintah, sementara itu akan berproduksi dengan kapasitas penuh setelah wabah Xian terkendali.
Baca juga: Muncul Klaster COVID-19 di Xian, Cina Lockdown 13 Juta Penduduk
REUTERS