TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan media Inggris penerbit tabloid The Mail on Sunday dan MailOnline memasang apologia kepada Meghan Markle di halaman depan edisi cetak dan online pada Ahad kemarin karena menerbitkan surat pribadi untuk ayahnya.
Permintaan maaf ini dilayangkan setelah surat kabar itu kalah dalam gugatan pelanggaran privasi dan hak cipta.
Permintaan maaf yang diamanatkan pengadilan dan jumlah uang ganti rugi menandai akhir dari pertempuran hukum bertahun-tahun antara Meghan Markle dan Associated Newspapers Limited, perusahaan induk The Mail on Sunday dan MailOnline, Newsweek melaporkan, 26 Desember 2021.
Dilansir dari Deadline, Pengadilan Tinggi London memerintahkan tabloid Inggris itu untuk mencetak halaman depan permintaan maaf karena melanggar privasi Meghan Markle pada Februari 2019 dengan mencetak bagian dari surat lima halaman kepada ayahnya setelah pernikahannya dengan Pangeran Harry pada 2018.
"The Duchess of Sussex memenangkan kasus hukumnya untuk pelanggaran hak cipta terhadap Associated Newspapers untuk artikel yang diterbitkan di The Mail on Sunday dan diunggah di MailOnline," demikian bunyi pemberitahuan halaman depan pada edisi 26 Desember 2021.
"Menyusul sidang pada 19-20 Januari 2021, dan sidang lanjutan pada 5 Mei 2021, Pengadilan telah memberikan putusan untuk Duchess of Sussex atas klaimnya atas pelanggaran hak cipta. Pengadilan menemukan bahwa Associated Newspapers melanggar hak ciptanya dengan menerbitkan kutipan surat tulisan tangannya kepada ayahnya di The Mail on Sunday dan di MailOnline. Solusi finansial telah disepakati," lanjut permintaan maaf itu.
If a court has ordered your newspaper to issue a front page statement acknowledging your legal defeat to Meghan Markle, why not shove it out on the quietest news day of the year? Merry Christmas to one and all! pic.twitter.com/VCqPYniXQj
— Jim Waterson (@jimwaterson) December 25, 2021
Pengadilan Tinggi memaksa The Mail On Sunday untuk mencetak pemberitahuan yang lebih panjang di dalam surat kabar di bawah judul "The Duchess Of Sussex" yang merinci kesalahan hukum mereka.
Selain itu, Pengadilan memerintahkan permintaan maaf dicetak di beranda MailOnline "untuk jangka waktu satu minggu" dengan tautan link ke keputusan resmi yang lengkap.
Di samping berbagai permintaan maaf tercetak, Meghan Markle juga akan diberi kompensasi hampir US$1,7 juta (Rp24 miliar), 90% dari biaya hukumnya melawan penerbit tabloid Inggris itu.
Kasus ini bermula pada 27 Agustus 2018, Meghan mengirim surat lima halaman kepada ayahnya dan intisari isinya dibagikan dalam artikel 9 Februari 2019, di situs The Mail on Sunday dan MailOnline, Newsweek melaporkan.
Tim hukum Duchess of Sussex berpendapat di Pengadilan Tinggi London bahwa penerbitan surat itu merupakan pelanggaran hak cipta.
Sementara dia memenangkan kasusnya melalui penilaian ringkasan awal tahun ini, Associated Newspapers mengajukan banding dengan alasan kasus itu harus disidangkan.
Namun, kesimpulan penuh dari sidang 19-20 Januari memutuskan surat Meghan Markle bersifat pribadi dan privasinya harus dijaga.
Tak lama setelah putusan 2 Desember, Markle menyatakan, "Ini adalah kemenangan bukan hanya untuk saya, tetapi bagi siapa saja yang pernah merasa takut untuk membela apa yang benar."
"Meskipun kemenangan ini adalah preseden, yang terpenting adalah kita sekarang secara kolektif cukup berani untuk membentuk kembali industri tabloid yang mengkondisikan orang untuk menjadi kejam, dan mengambil untung dari kebohongan dan rasa sakit yang mereka buat," kata Meghan Markle.
Duchess of Sussex dan suaminya Pangeran Harry meninggalkan Inggris dan kini tinggal di California setelah mundur dari keluarga Kerajaan Inggris.
Pangeran Harry dan Meghan Markle mengaku mendapat diskriminasi dari keluarga bangsawan Inggris selama wawancara dengan Oprah Winfrey awal tahun ini, yang memicu perdebatan tentang rasisme di Kerajaan Inggris.
Baca juga: Rayakan Natal Berempat, Meghan Markle dan Pangeran Harry Bikin Tradisi Baru
NEWSWEEK | DEADLINE