Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bersalah Terbitkan Surat Pribadi, Tabloid Inggris Minta Maaf ke Meghan Markle

Reporter

image-gnews
Duchess of Sussex Meghan Markle meninggalkan Westminster Abbey setelah menghadiri Commonwealth Service di London, Inggris, 8 Maret 2020. Meghan kembali hadir dalam acara kerajaan usai memutuskan untuk mundur dari anggota Kerajaan Inggris. REUTERS/Henry Nicholls
Duchess of Sussex Meghan Markle meninggalkan Westminster Abbey setelah menghadiri Commonwealth Service di London, Inggris, 8 Maret 2020. Meghan kembali hadir dalam acara kerajaan usai memutuskan untuk mundur dari anggota Kerajaan Inggris. REUTERS/Henry Nicholls
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan media Inggris penerbit tabloid The Mail on Sunday dan MailOnline memasang apologia kepada Meghan Markle di halaman depan edisi cetak dan online pada Ahad kemarin karena menerbitkan surat pribadi untuk ayahnya.

Permintaan maaf ini dilayangkan setelah surat kabar itu kalah dalam gugatan pelanggaran privasi dan hak cipta.

Permintaan maaf yang diamanatkan pengadilan dan jumlah uang ganti rugi menandai akhir dari pertempuran hukum bertahun-tahun antara Meghan Markle dan Associated Newspapers Limited, perusahaan induk The Mail on Sunday dan MailOnline, Newsweek melaporkan, 26 Desember 2021.

Dilansir dari Deadline, Pengadilan Tinggi London memerintahkan tabloid Inggris itu untuk mencetak halaman depan permintaan maaf karena melanggar privasi Meghan Markle pada Februari 2019 dengan mencetak bagian dari surat lima halaman kepada ayahnya setelah pernikahannya dengan Pangeran Harry pada 2018.

"The Duchess of Sussex memenangkan kasus hukumnya untuk pelanggaran hak cipta terhadap Associated Newspapers untuk artikel yang diterbitkan di The Mail on Sunday dan diunggah di MailOnline," demikian bunyi pemberitahuan halaman depan pada edisi 26 Desember 2021.

"Menyusul sidang pada 19-20 Januari 2021, dan sidang lanjutan pada 5 Mei 2021, Pengadilan telah memberikan putusan untuk Duchess of Sussex atas klaimnya atas pelanggaran hak cipta. Pengadilan menemukan bahwa Associated Newspapers melanggar hak ciptanya dengan menerbitkan kutipan surat tulisan tangannya kepada ayahnya di The Mail on Sunday dan di MailOnline. Solusi finansial telah disepakati," lanjut permintaan maaf itu.

Pengadilan Tinggi memaksa The Mail On Sunday untuk mencetak pemberitahuan yang lebih panjang di dalam surat kabar di bawah judul "The Duchess Of Sussex" yang merinci kesalahan hukum mereka.

Selain itu, Pengadilan memerintahkan permintaan maaf dicetak di beranda MailOnline "untuk jangka waktu satu minggu" dengan tautan link ke keputusan resmi yang lengkap.

Di samping berbagai permintaan maaf tercetak, Meghan Markle juga akan diberi kompensasi hampir US$1,7 juta (Rp24 miliar), 90% dari biaya hukumnya melawan penerbit tabloid Inggris itu.

Kasus ini bermula pada 27 Agustus 2018, Meghan mengirim surat lima halaman kepada ayahnya dan intisari isinya dibagikan dalam artikel 9 Februari 2019, di situs The Mail on Sunday dan MailOnline, Newsweek melaporkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim hukum Duchess of Sussex berpendapat di Pengadilan Tinggi London bahwa penerbitan surat itu merupakan pelanggaran hak cipta.

Sementara dia memenangkan kasusnya melalui penilaian ringkasan awal tahun ini, Associated Newspapers mengajukan banding dengan alasan kasus itu harus disidangkan.

Namun, kesimpulan penuh dari sidang 19-20 Januari memutuskan surat Meghan Markle bersifat pribadi dan privasinya harus dijaga.

Tak lama setelah putusan 2 Desember, Markle menyatakan, "Ini adalah kemenangan bukan hanya untuk saya, tetapi bagi siapa saja yang pernah merasa takut untuk membela apa yang benar."

"Meskipun kemenangan ini adalah preseden, yang terpenting adalah kita sekarang secara kolektif cukup berani untuk membentuk kembali industri tabloid yang mengkondisikan orang untuk menjadi kejam, dan mengambil untung dari kebohongan dan rasa sakit yang mereka buat," kata Meghan Markle.

Duchess of Sussex dan suaminya Pangeran Harry meninggalkan Inggris dan kini tinggal di California setelah mundur dari keluarga Kerajaan Inggris.

Pangeran Harry dan Meghan Markle mengaku mendapat diskriminasi dari keluarga bangsawan Inggris selama wawancara dengan Oprah Winfrey awal tahun ini, yang memicu perdebatan tentang rasisme di Kerajaan Inggris.

Baca juga: Rayakan Natal Berempat, Meghan Markle dan Pangeran Harry Bikin Tradisi Baru

NEWSWEEK | DEADLINE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Warisan Mick Jagger sampai Megawati Dapat Gelar Doktor HC dari Malaysia

1 hari lalu

Presiden Republik Indonesia ke-5 Prof Dr (HC) Hj Megawati Soekarnoputri (kanan) saat menerima gelar Doktor Kehormatan (Doktor Honoris Causa) Ilmu Sosial dari Universitas Tunku Abdul Rahman (UTAR) di Kampus UTAR Sungai Long, Selangor, Malaysia, Senin (2/10/2023). (ANTARA/Virna P Setyorini)
Top 3 Dunia: Warisan Mick Jagger sampai Megawati Dapat Gelar Doktor HC dari Malaysia

Berita Top 3 Dunia tentang warisan Mick Jagger dan 8 profil anaknya, Inggris beli kapal selam nuklir, dan Megawati mendapat gelar doktor HC Malaysia


Inggris Kucurkan Dana Hibah Rp 512 Miliar Dukung Pembangunan Rendah Karbon Indonesia, Apa Itu PRK atau LCDI?

1 hari lalu

Menteri Inggris untuk Indo-Pasifik, Anne-Marie Trevelyan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa saat jumpa pers setelah penandatanganan perjanjian teknis hibah Low Carbon Development Initiative (LCDI) di Jakarta pada Senin, 2 Oktober 2023. TEMPO/ Nabiila Azzahra Abdullah, makasih
Inggris Kucurkan Dana Hibah Rp 512 Miliar Dukung Pembangunan Rendah Karbon Indonesia, Apa Itu PRK atau LCDI?

Pemerintah Inggris memberikan dukungan kepada RI dalam menjalankan proyek Pembangunan Rendah Karbon dengan memberikan dana hibah.


Inggris Hibahkan Dana Rp 512 Miliar untuk Tahap Kedua Pembangunan Rendah Karbon Indonesia

1 hari lalu

Menteri Inggris untuk Indo-Pasifik, Anne-Marie Trevelyan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa saat jumpa pers setelah penandatanganan perjanjian teknis hibah Low Carbon Development Initiative (LCDI) di Jakarta pada Senin, 2 Oktober 2023.
Inggris Hibahkan Dana Rp 512 Miliar untuk Tahap Kedua Pembangunan Rendah Karbon Indonesia

Inggris memberi hibah sebesar Rp512 miliar untuk tahap kedua Low Carbon Development Indonesia.


Lawan Cina, Inggris Teken Kesepakatan Proyek Kapal Selam Nuklir Senilai Rp75,6 T

1 hari lalu

BAE Systems meluncurkan kapal selam nuklir kelas Astute kelima Angkatan Laut Inggris di situs Barrow-in-Furness di Cumbria. Kapal selam nuklir ini memasuki air untuk pertama kalinya dan akan menuju fase berikutnya dari program uji dan komisioningnya. Baesystem.com
Lawan Cina, Inggris Teken Kesepakatan Proyek Kapal Selam Nuklir Senilai Rp75,6 T

Inggris telah menandatangani kontrak senilai 4 miliar pound atau sekitar Rp75,6 triliun untuk membiayai fase baru proyek kapal selam nuklir SSN-AUKUS


PM Sunak: Tidak Ada Rencana untuk Mengirim Pasukan Inggris ke Ukraina Saat Ini

2 hari lalu

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyambut Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps di Kyiv, Ukraina, 28 September 2023.. Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
PM Sunak: Tidak Ada Rencana untuk Mengirim Pasukan Inggris ke Ukraina Saat Ini

Inggris dan sekutunya menghindari kehadiran militer formal di Ukraina untuk mengurangi risiko konflik langsung dengan Rusia.


Dituding Terlibat Pembunuhan Tokoh Sikh, Menlu India: Kami Terbuka untuk Tinjau Bukti Kanada

6 hari lalu

Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar. REUTERS/Adnan Abidi
Dituding Terlibat Pembunuhan Tokoh Sikh, Menlu India: Kami Terbuka untuk Tinjau Bukti Kanada

Menlu India Subrahmanyam Jaishankar mengatakan pihaknya bersedia untuk memeriksa bukti yang diajukan oleh Kanada soal pembunuhan tokoh Sikh


Meghan Markle Selalu Membawa Benda Ini saat Naik Pesawat

7 hari lalu

Meghan Markle saat menjadi pembicara di
Meghan Markle Selalu Membawa Benda Ini saat Naik Pesawat

Meghan Markle mengungkapkan bahwa dia terobsesi dengan satu produk tertentu, dan harganya juga sangat murah.


Delegasi Misi AI Pertama Inggris Hadir di Indonesia

8 hari lalu

Kuasa Usaha Sementara Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Matt Downing, membuka acara Misi AI pertama Inggris ke Indonesia di Jakarta, Senin, 25 September 2023. (Kedubes Inggris)
Delegasi Misi AI Pertama Inggris Hadir di Indonesia

Matt Downing mengatakan kecerdasan buatan (AI) dengan cepat mengambil alih semua sektor utama industri.


Ketua Kelompok Jurnalis Hong Kong Dihukum Penjara, Dinilai Halangi Polisi

8 hari lalu

Ronson Chan, ketua Asosiasi Jurnalis Hong Kong (HKJA), melapor ke polisi atas tuduhan menghalangi polisi, di Hong Kong, Cina, 19 September 2022. Reuters/Tyrone Siu
Ketua Kelompok Jurnalis Hong Kong Dihukum Penjara, Dinilai Halangi Polisi

Ronson Chan, ketua Asosiasi Jurnalis Hong Kong, ditahan dan diborgol oleh dua petugas berpakaian preman saat meliput sebuah berita setahun lalu


Daftar Negara dengan Setir Kanan Selain Indonesia, Mayoritas Bekas Jajahan Inggris

9 hari lalu

Ilustrasi setir mobil (Hyundaimobil.co.id)
Daftar Negara dengan Setir Kanan Selain Indonesia, Mayoritas Bekas Jajahan Inggris

Mayoritas negara di dunia menggunakan setir kiri, yaitu sekitar 65 persen. Adapun sisanya menggunakan setir kanan.