TEMPO.CO, Jakarta - Kaleidoskop 2021 dari mancanegara pada April di antaranya menyajikan tentang meninggalnya Pangeran Philip dari Inggris, tsunami Covid-19 di India, penembakan di Amerika Serikat, dan Penny Williams duta besar perempuan pertama Australia di Jakarta.
1. Pangeran Philip Meninggal
Istana Buckingham mengabarkan bahwa suami Ratu Elizabeth II, Pangeran Philip telah wafat di usia 99 tahun pada 9 April 2021. Philip pada 1947 menikahi Elizabeth, yang ditetapkan sebagai Ratu Inggris pada 1952.
Pangeran Philip wafat di Kastil Windsor Ratu Elizabeth memiliki empat anak, delapan cucu, dan 10 cicit. Adapun Pangeran Charles dan Camilla Shand berada di urutan berikutnya yang akan menggantikan Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip sebagai pemimpin Kerajaan Inggris.
Pada bulan Februari lalu, Pangeran Philip sempat dilarikan ke rumah sakit karena penyakit jantung yang ia derita. Pada bulan Maret, ia menyelesaikan perawatannya di sana dan kemudian pulang untuk melanjutkan perawatannya di Kastil Windsor.
Adapun dalam 10 tahun terakhir, Pangeran Philip sudah menjalani beberapa kali perawatan kesehatan karena berbagai simptom. Pada 2011, misalnya, Pangeran Philip menjalani sebuah operasi untuk menghilangkan sumbatan di arteri bagian jantungnya setelah dia dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sakit di bagian dada.
2. Tsunami Covid-19 di India
Sepanjang April, India diterpa tsunami Covid-19 dengan kasus baru harian pernah mencapai 352 ribu dan 2800 kematian. Imbas dari situasi itu, sistem kesehatan di India nyaris kolaps.
Berbagai rumah sakit kehabiskan oksigen, tempat tidur, ataupun ruang perawatan intensif. Sejumlah rumah sakit bahkan harus memulangkan pasien agar ada cukup ruang untuk mereka yang kondisinya lebih kritis.
Paling parah terjadi di New Delhi sehingga lockdown dilaksanakan sebulan. Pernah dalam satu hari, ada 20 orang meninggal karena tidak adanya pasukan oksigen.
India sempat mendapat pujian karena berhasil menekan kasus harian hingga 9 ribu pada Februari. Namun pelonggaran dan menurunnya disiplin warga membuat kasus meningkat cepat. Setelah mencapai puncak pada awal Mei dengan kasus tambahan sampai 400 ribu per hari, angka penderita berhasil ditekan mulai pertengahan Mei dan terus turun.
3. ASEAN Keluarkan 5 Poin Konsesus Penyelsaian Masalah Myanmar
Pertemuan pemimpin ASEAN di Jakarta 24 April 2021 melahirkan 'Lima Poin Konsensus' untuk penyelesaian masalah di Myanmar.
Kelimanya adalah yang pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya. Kedua, dialog konstruktif di antara semua pihak yang berkepentingan harus dimulai untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat.
Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN. Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.
Namun Junta tidak pernah mengijinkan utusan khusus ASEAN bertemu pimpinan terguling Aung San Suu Kyi sehingga kursi Myanmar dikosongkan dalam KTT di Brunei, Oktober 2021.
Berikutnya: Penembakan Massal Kembali Terjadi di AS