TEMPO.CO, Jakarta - Cina mengisolasi Xian, kota berpenduduk 13 juta orang minggu ini, ketika kota di Provinsi Shaanxi ketika klaster COVID-19 baru terdeteksi.
Jumlah harian infeksi menular dalam negeri dengan gejala yang dikonfirmasi di kota barat laut Cina ini telah meningkat selama enam hari berturut-turut sejak 17 Desember, menurut laporan Reuters, 24 Desember 2021.
Xian telah mencatat kasus lokal menjadi lebih dari 200 selama periode dari 9 hingga 22 Desember, lebih kecil dari banyak wabah di luar Cina. Tidak ada infeksi Omicron yang ditemukan di Xian, ibu kota provinsi barat laut Shaanxi.
Tetapi selaras dengan sikap Beijing bahwa tidak boleh ada wabah yang dibiarkan menyebar, Xian memutuskan untuk lockdown penduduknya pada Rabu, 22 Desember 2021.
Mereka yang ingin pergi harus dites negatif sebelum keberangkatan dan mendapatkan izin dari perusahaan atau otoritas tingkat masyarakat.
Kota itu telah menangguhkan layanan bus jarak jauh dan melarang perjalanan ke luar kota dengan taksi dan mobil yang disewa di platform ride-hailing, menempatkan polisi di pintu keluar jalan raya untuk mencegah perjalanan yang dianggap tidak perlu oleh pihak berwenang.
Mulai Kamis, setiap rumah tangga hanya dapat mengirim satu orang untuk berbelanja kebutuhan setiap dua hari, sementara yang lain tidak boleh pergi kecuali mereka memiliki pekerjaan penting.
Gambar video yang disiarkan langsung oleh polisi lalu lintas di media sosial menunjukkan beberapa ruas jalan raya di Xian hampir kosong.
Xian, kota kuno yang dikenal dengan patung prajurit Terakota berusia 2.000 tahun, mendeteksi kasus pertamanya yang terkait dengan wabah terbaru di sebuah hotel karantina pada 9 Desember. Virus itu diyakini kemudian menyebar ke komunitas melalui pekerja hotel yang terinfeksi, CNN melaporkan.
Para pejabat yakin klaster itu terkait dengan penerbangan masuk dari Pakistan pada 4 Desember, di mana setidaknya enam penumpang ditemukan memiliki varian Delta. Sejauh ini, belum ada laporan kasus varian Omicron di Xian.
Kota ini telah meluncurkan beberapa kali rangkaian pengujian massal.
Seorang mahasiswa di sebuah universitas yang berbasis di kota itu mengatakan dia mengantre di luar ruangan selama sekitar satu jam saat salju turun, untuk memberikan sampel untuk tes COVID-19.
"Gymnasium dalam ruangan tidak cukup besar, dan permintaan pengujian sangat besar," kata mahasiswa, yang hanya memberikan nama keluarganya, Zhu.
"Situs sementara didirikan di lapangan olahraga luar ruangan," katanya kepada Reuters.
Status lockdown Xian hanya lebih rendah satu tingkat dari kategori lockdown tertinggi "area tertutup", di mana penduduk benar-benar dilarang meninggalkan rumah mereka, dan bahan makanan dikirim ke pintu mereka.
Semua penerbangan domestik dari dan menuju Xian yang dijadwalkan pada hari Kamis telah dibatalkan, menurut data dari perusahaan layanan data penerbangan Variflight, meskipun penerbangan keluar untuk hari Jumat masih tersedia, menurut aplikasi pemesanan perjalanan online.
Di selatan Shaanxi, Provinsi Sichuan dan Kota Chongqing menuntut agar pengunjung baru-baru ini ke Xian dikarantina hingga 14 hari sebelum mereka dapat bepergian dengan bebas.
Ini keempat kalinya sebuah kota besar Cina ditempatkan di bawah lockdown "area terkontrol". Meskipun wabah sebelumnya telah menerapkan pembatasan serupa, mereka biasanya hanya diterapkan pada area tertentu di mana infeksi paling banyak terjadi, bukan di seluruh kota.
Munculnya wabah lain telah menimbulkan pertanyaan tentang kebijakan jangka panjang dari strategi "Zero COVID-19" Cina, yang bertujuan untuk menghilangkan virus sepenuhnya di dalam perbatasan negara.
Meskipun Cina telah memberikan lebih dari 2,7 miliar dosis vaksin buatan dalam negeri, pihak berwenang telah berjuang mengendalikan sejumlah wabah yang menyebar cepat.
Wabah di Xian mengikuti wabah yang didorong varian Delta di musim panas, wabah September di provinsi Fujian, wabah Oktober yang menyebar ke lebih dari setengah negara, kemudian beberapa klaster di Mongolia Dalam pada November, yang telah menyebar ke Provinsi Zhejiang dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam seminggu terakhir saja, selain Xian, kasus COVID-19 juga telah tercatat di Provinsi Henan, Provinsi Zhejiang, Provinsi Guangdong, wilayah otonomi Guangxi, dan kota-kota Beijing dan Tianjin.
Baca juga: Cina Laporkan Ada 87 Kasus Baru Positif Covid-19
REUTERS | CNN