TEMPO.CO, Jakarta - Banjir di Malaysia pekan lalu tidak hanya menyebabkan lebih dari 60 ribu orang harus mengungsi. Terjangan air bah ini juga mengancam tempat penampungan hewan di Arusza di Selangor tempat 110 kucing dan anjing dipelihara.
Air naik di sekitar Arusza muncul di kamera CCTV yang dipasang setelah hewan mati dalam dua insiden banjir sebelumnya ketika tempat penampungan itu tidak berawak, kata sukarelawan Juanita Izzudin.
Setelah mengetahui pihak berwenang akan membuka pintu air di bendungan terdekat, para relawan cepat menyewa truk untuk memindahkan 10 anjing dan 100 kucing ke tempat yang aman, katanya.
Mereka bersyukur telah memasang kamera CCTV di penampungan, yang tidak dijaga selama 24 jam.
"Paling tidak sekarang kalau hujan deras, kita bisa melihat pergerakan, kita bisa melihat air, kita bisa melihat semuanya, karena kita tidak ingin kesalahan yang sama terjadi," katanya kepada Reuters, Rabu, 22 Desember 2021.
Pria berusia 42 tahun, yang juga menjalankan layanan transportasi hewan peliharaan, mengatakan bahwa mereka sekarang menghadapi tugas menyediakan hewan-hewan yang kehilangan banyak perbekalan mereka.
“Kami harus mengulang semuanya. Cukup menantang, tapi alhamdulillah, kami bisa pelan-pelan menghadapi ujian berat ini.”
Hewan yang terjebak banjir sering terkena bakteri yang terbawa air, kerusakan paru-paru, dan masalah kesehatan lainnya, katanya.
Sejak akhir pekan, media sosial di Malaysia telah dibanjiri dengan permintaan bantuan untuk menyelamatkan hewan peliharaan dan hewan yang terjebak di rumah dan tempat penampungan yang terendam banjir.
Departemen metereologi Malaysia pada hari Selasa memperingatkan curah hujan yang lebih tinggi dalam beberapa hari mendatang.