TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang Ukraina menempatkan mantan presiden Petro Poroshenko dalam penyelidikan resmi atas pengkhianatan tingkat tinggi pada Senin, menuduhnya terkait dengan pendanaan pasukan separatis di wilayah Donbass timur.
Para pejabat Ukraina mengatakan tuduhan terhadap Poroshenko terkait dengan tuduhan serupa terhadap anggota parlemen pro-Rusia Viktor Medvedchuk, yang telah menjadi tahanan rumah selama sekitar enam bulan, dilaporkan Reuters, 21 Desember 2021.
Partai politik Medvedchuk dan Poroshenko membantah melakukan kesalahan.
Oleksander Turchynov, seorang pejabat senior di Partai Solidaritas Eropa Poroshenko, mengatakan tuduhan itu dibuat-buat atas instruksi Presiden Volodymyr Zelenskiy.
Ukraina telah berperang dengan separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbass sejak 2014.
Medvedchuk, yang partai politiknya terbesar kedua di parlemen, adalah warga negara Ukraina tetapi memiliki hubungan dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengatakan pemimpin Rusia itu adalah ayah baptis putrinya.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko, memberikan pidato saat menghadiri upacara untuk penyerahan senjata dan kendaraan militer untuk tentara Ukraina yang berperang di timur Ukraina, di Chuhui, 23 Agustus 2016. Mikhail Palinchak/Ukraina Presiden Press Service
Biro investigasi negara Ukraina mengatakan Poroshenko dicurigai memfasilitasi kegiatan organisasi teroris dalam konspirasi awal dengan sekelompok orang yang tidak disebutkan namanya, termasuk beberapa pejabat tinggi di Rusia.
Pada Oktober, aparat penegak hukum menuduh Medvedchuk berkolusi dengan pejabat selama pemerintahan Poroshenko untuk membeli batu bara dari tambang di daerah yang dikuasai separatis pada 2014-2015 sebagai cara untuk membiayai separatis.
Partai Poroshenko pada Oktober menyebut tuduhan itu sebagai pengalihan isu untuk mengalihkan perhatian dari kesalahan pemerintah sendiri.
Para pejabat mengatakan pekan lalu biro itu tidak dapat memanggil Poroshenko untuk diinterogasi secara langsung. Partai Poroshenko mengatakan mantan presiden telah meninggalkan negara itu untuk perjalanan yang sudah dijadwalkan sebelumnya.
Ukraina menghadapi kekurangan bahan bakar akut setelah separatis merebut wilayah di mana tambang batu bara berada, dengan jaksa menuduh Medvedchuk berkolusi dengan pejabat negara untuk memblokir pembelian batu bara dari pasar internasional.
Baca juga: Ketegangan di Ukraina, Rusia Minta Jaminan ke NATO
REUTERS