TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara perusahaan lilin Mayfield Consumer Products, yang pabriknya di Kentucky, AS, rata dengan tanah dihantam tornado pada Jumat malam, 10 Desember 2021, menyatakan delapan karyawan tewas dan delapan lainnya belum ditemukan.
Saat bencana angin puting beliung melanda kota Mayfiled, ada 110 orang karyawan yang sedang bekerja shift malam. Menurut Gubernur Kentucky, Andy Bashear, hanya 40 orang yang bisa diselamatkan tim penyelamat, sehingga ada kekhawatiran banyak korban jiwa.
"Saya pikir korban jiwa terbesar dalam peristiwa tornado ini ada dan akan ada di sana, dan mungkin akan menjadi korban jiwa terbesar dalam peristiwa tornado di satu lokasi dalam sejarah negara bagian itu," kata Beshear pada pers Sabtu pagi, 11 Desember 2021.
"Bangunan rata tanah. Padahal ada tempat parkir di atasnya. Ini drum logam besar, bahkan dengan bahan kimia korosif di dalamnya. Ini ... cukup mengerikan untuk disaksikan."
Namun juru bicara perusahaan lilin, seperti dikutip courier-journal.com, memberikan laporan yang lebih optimis pada hari Minggu, mengatakan sebagian besar pekerja masih hidup dan sudah memberikan laporan keberadaan mereka.
Bob Ferguson dari Hawks Bill Group LLC yang mewakili perusahaan lilin Mayfiel mengatakan, karyawan yang selamat berada di penampungan dan mereka sudah bisa dihubungi perusahaan.
"Menurut laporan awal, ada 70 orang yang kemungkinan meninggal di pabrik itu. Satu korban saja sudah terlalu banyak, tapi kami bersyukur jumlah itu jauh lebih sedikit," kata Bob Ferguson kepada Reuters.
Salah satu pekerja yang berhasil keluar hidup-hidup di tengah penyelamatan adalah Kyana Parsons-Perez, 40 tahun, yang merekam beberapa video di Facebook Live saat dia terjebak di bawah puing-puing.
"'Saya sedang bekerja di Mayfield, dan kami terjebak," katanya dalam sebuah video yang diposting ke Facebook, Jumat malam. "Tolong beri kami bantuan. ... Kami terjebak. Dinding itu menempel pada saya. Tidak ada yang bisa menangkap kami."