TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia menyetujui mengucurkan pinjaman USD 600 juta (Rp 8,6 triliun) ke Filipina agar negara itu bisa melakukan reformasi. Bank Dunia pada Sabtu, 11 Desember 2021, mengatakan pinjaman itu diharapkan bisa menempatkan Filipina sebagai negara yang kompetitif di Asia Tenggara dan bisa melakukan pemulihan ekonomi.
Pinjaman dari Bank Dunia tersebut, nantinya untuk mendukung kebijakan-kebijakan di sektor retail, mempromosikan investasi swasta, memotong biaya aktivitas bisnis dan memperluas layanan broadband sehingga mendorong investasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Karim Raslan di sebuah pasar di Filipina pada tahun 2016.
Menurut Ndiamé Diop, Direktur Bank Dunia untuk wilayah Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina dan Thailand, reformasi – reformasi semacam itu penting untuk mengatasi hambatan langsung dan jangka panjang terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Reformasi yang mendorong persaingan di broadband dan telekomunikasi mobile, akan menguntungkan sebagian besar populasi yang kurang terlayani dengan meningkatkan cakupan, meningkatkan akses mereka ke pasar, akses ke pendidikan serta layanan kesehatan jarak jauh,’ kata Diop.
Dia menambahkan, reformasi yang menurunkan biaya dagang dan meningkatkan lingkungan bisnis, akan menguntungkan semua perusahaan, khususnya UMKM. Caranya, dengan membuka jalan ke sebuah pasar yang lebih besar.
Bank Dunia menyebut Filipina tertinggal dari rekan-rekannya di Asia timur dan Pasifik dalam hal investasi langsung ke area-area seperti retail. Sejumlah reformasi di sektor ini, bisa menarik investasi. Caranya dengan menyama-ratakan pasar bagi pemain domestik dan asing.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sebut RI Tangani Pandemi dan Ekonomi Berimbang, Airlangga Sebut 3 Faktor Kunci
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.