TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Sekitar 30 mahasiswa Yogyakarta menyegel rumah makan cepat saji Mc Donald's jalan Sudirman, Yogyakarta, Senin (5/1). Penyegelan ini adalah simbol penentangan terhadap Israel yang membombardir Palestina. Selain menyegel, para mahasiswa juga menurunkan bendera yang dipasang di tiang depan rumah makan tersebut lalu menginjak-injaknya di depan pintu masuk rumah makan.
"Penyegelan ini sebagai simbol perlawanan kami terhadap negara-negara yang mendukung penyerangan Israel terhadap Palestina,” kata Danang Setyo Sambudi Wido Nugroho, koordinator aksi mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Indonesia, Senin (5/1).
Menurut Danang, mahasiswa yang menggelar aksi sepanjang jalan Sudirman Yogyakarta tersebut juga menggalang dana untuk disumbangkan kepada para korban di Palestina. Mereka berharap kepada masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim untuk menjadi motor penggerak perdamaian di antara Israel dan Palestina serta menghentikan konfilk yang selama ini terjadi antara kedua belah pihak.
"Kami mengajak semua umat untuk menggalang dana yang akan disalurkan kepada para korban penyerangan membabi buta Israel terhadap Palestina," kata dia saat berorasi.
Ia menambahkan, aksi kejam Israel hanya menjadi tontonan oleh beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Seperti kerajaan Arab Saudi dan Mesir tidak bisa nerbuat apa-apa. Padahal, menurut Hilal Hidayatullah, salah satu orator dalam aksi, saat ini dibutuhkan tindakan tegas dari negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk melindungi negara yang sedang diperlakukan tidak adil dan dilanggar hak-hak asasinya.
“PBB itu merupakan representasi semua negara yang bisa memberi rasa aman, namun tidak bisa berbuat apa-apa, sejauh ini PBB hanya mengecam tindakan Israel tanpa berbuat sesuatu yang mendamaikan, yaitu memberi sanksi terhadap Israel,” kata dia.
Sedangkan negara-negara Arab, kata Hilal, hanya diam ketika melihat kesengsaraan warga Palestina.
Muh Syaifullah/Tempo Newsroom