TEMPO.CO, Jakarta - Kurator Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Belanda menyelenggarakan Proyek Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Empat kurator yang terlibat dalam pameran tersebut, antara lain Amir Sidharta dan Bonnie Triyana sebagai wakil Indonesia, serta Harm Stevens dan Marion Anker sebagai wakil dari Belanda. Pameran tersebut rencananya akan digelar pada 11 Februari hingga 6 Juni 2022 di Rijksmuseum Amsterdam dan 2023 di Museum Nasional Indonesia.
Dalam rilis persnya, Pameran Revolusi Kemerdekaan Indonesia akan membawa sajian karya seni, dokumen, arsip, foto, sampai dengan benda koleksi pribadi yang mampu membawa perspektif berbeda dalam memandang Masa Revolusi Indonesia 1945-1949. Selama ini, Masa Revolusi Indonesia selalu dipandang sebagai periode revolusi yang berdarah-darah dan penuh perpecahan. Padahal, mengutip perkataan Sutan Takdir Alisjahbana, Revolusi Indonesia juga merupakan periode ketika masyarakat Indonesia hadir dengan semangat hidup dan gairah membangun Indonesia yang lebih baik.
Baca Juga:
Semangat hidup dan gairah membangun Indonesia tersebut akan coba ditampilkan melalui Pameran Revolusi. Dikutip dari Majalah Tempo, beragam karya seni, pernak-pernik, pakaian bekas, dan objek-objek lainnya akan mengajak audiens Pameran Revolusi untuk memutar ulang ingat mereka mengenai Revolusi Indonesia, lalu memaknaianya kembali. “Kami harap para pengunjung bisa mengikuti periode ini lewat sudut pandang mereka,” ujar Harm Stevens, kurator Rijksmuseum Amsterdam, seperti dikutip dari Majalah Tempo, 23 Oktober 2021.
Pameran Revolusi bukanlah satu-satunya pameran yang telah digelar di Rijksmuseum Amsterdam. Pada 1991, pameran sejarah mengenai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Herman Willem Daendels, pernah digelar di museum ini. Kemudian, pada 2002, pameran peringatan berdirinya Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) juga digelar di museum ini. Harm Stevens, sebagaimana dikutip dari Majalah Tempo, mengungkapkan bahwa Pameran Revolusi akan tampil beda karena kali ini ada keterlibatan dua orang Indonesia di baliknya.
Pameran ini digarap dengan persiapan yang sangat matang. Beragam riset digelar di Indonesia dan Belanda untuk mengumpulkan data dan objek-objek sejarah yang berkaitan dengan Revolusi Indonesia untuk ditampilkan di pameran tersebut. Pameran Revolusi rencananya juga akan hadir dengan diskusi dan webinar yang bertujuan untuk menjangkau khalayak luas, terutama audiens dari Indonesia.
NAOMY A. NUGRAHENI