TEMPO.CO, Jakarta - Australia akan mengikuti langkah Amerika Serikat dengan memboikot Olimpiade musim dingin Beijing 2022. Rencana itu dicetuskan oleh Perdana Menteri Scott Morrison pada Rabu, 8 Desember 2021, di mana keputusannya ini jika jadi dilakukan berisiko membuat runyam hubungan bilateral Australia dan Cina.
Cina sebelumnya mengatakan Amerika Serikat akan membayar atas keputusannya memboikot Olimpiade musim dingin Beijing 2022 dan memperingatkan akan memberikan balasan (pada negara yang memboikot). Kendati ada ancaman Morrison mengatakan pihaknya akan bergabung dengan gerakan boikot Olimpiade musim dingin mendatang.
“Pemerintah Australia punya rencana tersebut (boikot). Kami tidak akan mengirimkan delegasi (dari pemerintah) ke pertandingan itu. Namun atlet – atlet dari Australia boleh ke sana (Olimpiade musim dingin),” kata Morrison.
Dua orang anak berpose dibangunan es saat berada di Festival Es Yanqing, Beijing, Cina, 19 Januari 2016. Kota Beijing dan Zhangjiakou, menjadi tuan rumah dalam Olimpiade musim dingin 2022. Lintao Zhang/Getty Images
Morrison sebelumnya mengatakan keputusan itu bisa membuat Australia terseok-seok membuka hubungan diplomatik dengan Cina untuk membahas dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang dan gerakan Beijing memperlambat serta memblokade impor produk-produk Australia.
Dalam beberapa bulan terakhir, pejabat dari Pemerintah Australia belum melakukan dialog dengan Cina, sebaliknya komunikasi dilakukan lewat diplomat. Melakukan boikot Olimpiade musim dingin Beijing 2022 berisiko memperkeruh hubungan Australia – Cina, yang merupakan mitra dagang terbesarnya.
Canberra sebelumnya pada 2018 melarang masuknya jaringan teknologi 5G Huawei. Bukan hanya itu, Australia juga menyerukan adanya investigasi yang independen asal usul virus corona.
Beijing membalas sikap Australia itu dengan memberlakukan tarif impor pada sejumlah komoditas asal Australia. Diantaranya batu bara, daging sapi, barley dan minuman anggur (wine). Morrison mengatakan segala bentuk gangguan dagang adalah hal yang benar-benar tidak bisa diterima.
Sumber: Reuters
Baca juga: Produk Indonesia Dipamerkan di Pameran Dagang FIDAK Senegal
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.