Terinspirasi oleh tindakan Gerakan 26 Juli Fidel Castro dalam Revolusi Kuba, pada tahun 1961 Mandela, Sisulu dan Slovo mendirikan Umkhonto we Sizwe, disingkat MK, berarti “Tombak Bangsa”. Dia menjadi ketua kelompok militan, Mandela memperoleh ide-ide untuk merongrong pemerintah dari literatur tentang perang gerilya oleh militan Marxis Mao dan Che Guevara serta dari ahli teori militer Carl von Clausewitz.
Melansir dari laman humanrights.ca, protes terhadap praktik apartheid membuat Mandela jadi buronan negara, ia terpaksa bersembunyi setelah dinyatakan sebagai penjahat. Pada 5 Agustus 1962, polisi menangkap Mandela bersama dengan sesama aktivis Cecil Williams di dekat Howick.
“Saya menghargai cita-cita masyarakat yang demokratis dan bebas di mana semua orang hidup bersama dalam harmoni dan dengan kesempatan yang sama. Ini adalah cita-cita yang saya harapkan untuk hidup dan capai. Tetapi jika perlu, itu adalah cita-cita yang saya siap mati,” kata Nelson Mandela, di Pengadilan Rivonia, 1964.
Pengadilan tersebut mendapat perhatian internasional, banyak pihak Internasional meminta pembebasan para terdakwa, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan World Peace Council. Bahkan University of London Union menyerukan agar Mandela menjadi presiden dan misa malam untuknya diadakan di St. Paul’s Cathedral, London.
Namun karena dianggap penyerobot komunis, pemerintah Afrika Selatanmengabaikan tuntutan-tuntutan tersebut, dan pada 12 Juni 1964, de Wet menetapkan empat tuduhan kepada Mandela dan dua terdakwa dan menjatuhkan vonis penjara seumur hidup, bukan hukuman mati
Melansir dari biography-com, meskipun dia ditangkap dan dipenjara selama 27 tahun karena memperjuangkan kebebasan, Mandela menolak untuk menyerah dalam perjuangan atau menyerah pada kebencian. Mandela berjuang melawan apartheid, tetapi dia juga berjuang untuk dunia yang lebih baik, di mana kebebasan, keadilan, dan martabat semua orang dihormati.
Bahkan, sebelum pembebasannya pada 1990, Nelson Mandela mulai bernegosiasi dengan pemerintah untuk mengakhiri apartheid. Melalui negosiasi itu, dia membantu mencegah perang saudara berdarah. Mandela kemudian menjadi presiden pertama yang dipilih secara demokratis di negara itu.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca: 10 Fakta tentang Nelson Mandela
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.