TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen akan mengunjungi Myanmar untuk bicara dengan Junta Myanmar dan mengatakan para pejabat junta harus diundang ke pertemuan-pertemuan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ASEAN.
Posisi Myanmar sebagai anggota dari 10 negara ASEAN telah menjadi sorotan menyusul kudeta 1 Februari, dengan pemimpin junta militer Min Aung Hlaing tidak diundang ke pertemuan puncak tahunan Oktober lalu di Brunei.
Tetapi Hun Sen menyarankan agar saat Kamboja menjadi tuan rumah KTT ASEAN tahun depan, semua 10 anggota diundang.
"Ini adalah anggota keluarga ASEAN, mereka harus memiliki hak untuk menghadiri pertemuan," katanya saat upacara peresmian proyek konstruksi yang didanai Cina, Senin, 6 Desember 2021.
Menteri luar negeri Myanmar yang ditunjuk militer akan mengunjungi Kamboja pada Selasa, dan Hun Sen mengatakan akan mengunjungi Myanmar segera.
“Ada kemungkinan besar saya akan mengunjungi Naypyidaw untuk bertemu dengan Jenderal Min Aung Hlaing untuk bekerja dengannya. Jika saya tidak bekerja dengan pimpinan, dengan siapa saya bisa bekerja?" kata Hun Sen
Hun Sen merujuk pada konvensi lama ASEAN untuk tidak ikut campur dalam urusan internal masing-masing. "Di bawah piagam ASEAN, tidak ada yang memiliki hak untuk mengusir anggota lain."
Myanmar berada dalam krisis sejak Min Aung Hlaing menggulingkan pemerintahan sipil yang dipimpin oleh peraih Nobel Aung San Suu Kyi pada 1 Februari 2021.