TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah maskapai asal Rusia Aeroflot, yang terbang dari Ibu Kota Tel Aviv menuju Moskow, dipaksa mengubah ketinggian saat melintasi Laut Hitam karena pesawat pengintai NATO CL-600 melintasi jalan penerbangan tersebut.
Aeroflot adalah maskapai berplat merah. Media di Rusia pada Sabtu, 4 Desember 2021 mewartakan Aeroflot dengan nomor penerbangan SU501, yang membawa 142 penumpang, pada Jumat, 3 Desember 2021, diminta menurunkan ketinggian hingga 2 ribu kaki setelah air traffic control mengatakan ada pesawat lain yang harus melintasi jalan itu.
Pesawat Aeroflot di Bandara Sheremetyevo, Moskow, Rusia. REUTERS/Sergei Karpukhin
Awak pesawat Aeroflot bisa melihat pesawat yang dimaksud melintas. Otoritas penerbangan Rusia, Rosaviatsia, mengatakan pesawat yang lebih kecil, yakni CL-650 terbang dari Sochi, Laut Hitam menuju Skopje, juga harus mengubah jalurnya.
Tidak disebutkan negara anggota NATO pemilik pesawat tersebut. Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat, 3 Desember 2021 mengatakan telah mengerahkan sejumlah jet tempur untuk mengawal dua pesawat pengintai milik militer Amerika Serikat, yang melintasi Laut Hitam.
Kantor kedutaan besar Amerika Serikat di Moskow tidak mau berkomentar mengenai insiden tersebut ketika pertama kali diwartakan oleh kantor berita Interfax. Sedangkan Rosaviatsia menyebut naiknya jumlah penerbangan oleh pesawat NATO di kawasan telah menciptakan sejumlah risiko pada pesawat-pesawat sipil dan Moskow berencana untuk memasukkan komplain terhadap hal tersebut.
Baca juga: Pesawat Aeroflot Sempat Tersambar Petir Sebelum Mendarat Darurat
Sumber: Reuters
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.