TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat mengimbau negara-negara Asia-Pasifik untuk meningkatkan kapasitas perawatan kesehatan mereka dan memvaksinasi orang-orang mereka sepenuhnya untuk mempersiapkan lonjakan kasus COVID-19 yang dipicu oleh varian Omicron.
Pertama kali terdeteksi di Afrika selatan bulan lalu dan dikategorikan sebagai "variant of concern" oleh WHO, para ilmuwan masih mengumpulkan data untuk menentukan seberapa menular Omicron dan tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya.
Omicron telah dilaporkan di setidaknya dua puluh negara dan mulai terdeteksi di Asia minggu ini, dengan kasus dilaporkan dari Australia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, dan India. Banyak pemerintah telah menanggapi dengan memperketat aturan perjalanan.
"Pengendalian perbatasan dapat mengulur waktu, tetapi setiap negara dan setiap komunitas harus bersiap menghadapi lonjakan kasus baru," kata Takeshi Kasai, direktur regional WHO untuk Pasifik barat, mengatakan pada konferensi pers virtual, dikutip dari Reuters, 4 Desember 2021.
"Masyarakat tidak boleh hanya mengandalkan tindakan perbatasan. Yang terpenting adalah mempersiapkan varian ini dengan potensi penularan tinggi. Sejauh ini informasi yang tersedia menunjukkan bahwa kita tidak perlu mengubah pendekatan kita," kata Kasai.
Kasai mengatakan setiap negara harus memanfaatkan pelajaran dari berurusan dengan varian Delta dan mendesak mereka untuk sepenuhnya memvaksinasi kelompok rentan, dan menerapkan langkah-langkah pencegahan seperti pemakaian masker dan aturan jarak sosial.
Terlepas dari pembatasan pengunjung internasional, Australia menjadi negara terbaru pada hari Jumat yang melaporkan penularan domestik varian Omicron, sehari setelah penularan kasus domestik ditemukan di lima negara bagian AS.
Baca juga: Varian Omicron Memicu Risiko Infeksi Ulang 3 Kali Lipat Dibanding Varian Lain
REUTERS