TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Masyarakat Uni Eropa memperkirakan varian Omicron bisa mendominasi separuh dari kasus Covid-19 di Eropa dalam beberapa bulan mendatang.
Perkiraan tersebut berdasarkan penularan varian Omicron yang sangat cepat, melebihi varian Delta, yang sebelumnya dianggap amat menular. "Berdasarkan pemodelan matematika yang dilakukan oleh ECDC, ada indikasi bahwa Omicron dapat menyebabkan lebih dari setengah dari semua infeksi SARS-CoV-2 di Uni Eropa dalam beberapa bulan ke depan," kata Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa atau ECDC dalam sebuah pernyataan.
Tidak ada bukti konklusif tentang penularan Omicron. Meski demikian WHO berjanji akan mempercepat analisanya tentang varian Omicron dalam beberapa hari ke depan.
Eropa sejauh ini mencatat varian Omicron sudah terdeteksi sejumlah negara anggota Uni Eropa. Varian ini pertama kali terdeteksi di Afrika selatan pada akhir November.
Kasus terbaru adalah di Prancis. Dua penduduk Prancis dinyatakan terinfeksi varian Omicron setelah pulang dari benua Afrika.
Negara pertama di Eropa yang mengkonfirmasi kasus ini adalah Belanda. Menurut pejabat kesehatan Belanda seperti dikutip dari Reuters, varian Covid-19 Omicron terdeteksi sebelum dua penerbangan tiba dari Afrika Selatan pekan lalu yang membawa virus itu.
“Kami telah menemukan varian virus corona Omicron dalam dua sampel uji yang diambil pada 19 November dan 23 November,” kata RIVM. "Belum jelas apakah orang-orang ini telah mengunjungi Afrika Selatan."
Baca: Varian Omicron Sudah Masuk Belanda sebelum Afrika Selatan Mengumumkannya
REUTERS