TEMPO.CO, Jakarta - Nigeria menyatakan telah mengkonfirmasi kasus pertama varian Omicron Covid-19 pada Oktober 2021 pada sejumlah pelancong yang datang dari luar negeri.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa kasus itu telah muncul beberapa minggu sebelum dilaporkan oleh Afrika Selatan.
"Pengurutan retrospektif dari kasus yang sebelumnya dikonfirmasi di antara pelancong ke Nigeria juga mengidentifikasi varian Omicron di antara sampel yang dikumpulkan pada Oktober 2021," kata Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) dalam sebuah pernyataan, Rabu, 1 Desember 2021.
NCDC tidak memberikan rincian tentang pelancong.
Pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan seminggu yang lalu, Omicron telah menyoroti perbedaan antara dorongan vaksinasi besar-besaran di negara-negara kaya dan inokulasi yang jarang di negara berkembang.
NCDC mengatakan dua kasus lain dari varian Covid-19 Omicron berasal dari dua pelancong yang tiba dari Afrika Selatan minggu lalu.
“Mengingat kemungkinan besar peningkatan penularan varian Omicron, sangat penting untuk menerapkan langkah-langkah mengekang penularan masyarakat,” kata NCDC.
Data dari negara lain sudah menunjukkan varian itu beredar sebelum secara resmi diidentifikasi di Afrika Selatan dan sejak itu terdeteksi di lebih dari selusin negara. Penelitian untuk menentukan apakah varian itu lebih menular, mematikan atau lebih tahan terhadap vaksin akan memakan waktu berminggu-minggu.
Pengumuman oleh NCDC datang menjelang pertemuan antara Presiden Afrika Selatan Cyril Rampahosa dan mitranya dari Nigeria, Muhammadu Buhari, di Abuja pada hari Rabu, ketika Omicron kemungkinan akan dibahas.
Beberapa negara telah memberlakukan pembatasan perjalanan ke negara-negara di Afrika selatan, yang menurut Ramaphosa tidak dapat dibenarkan dan merugikan negara-negara berkembang.
REUTERS