TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan Jepang dan Amerika Serikat tidak akan tinggal diam jika China menyerang Taiwan. Menurut dia, Beijing mengetahui hal itu.
Dalam forum yang diselenggarakan oleh Institut Penelitian Kebijakan Nasional Taiwan, Abe mengatakan invasi bersenjata China ke Taiwan akan menjadi bahaya besar untuk Jepang. "Keadaan darurat di Taiwan adalah darurat aliansi Jepang-AS. Orang-orang di Beijing, terutama Presiden Xi Jinping, seharusnya tidak pernah salah paham dalam mengakui hal ini," kata Abe.
Jepang adalah tuan rumah bagi pangkalan militer utama Amerika Serikat, termasuk di pulau selatan Okinawa yang dekat ke Taiwan. Sementara Amerika Serikat terikat oleh hukum untuk memberi Taiwan sarana membela diri.
Ada ambiguitas apakah Amerika akan mengirim pasukan untuk membantu Taiwan dalam perang dengan China. Namun Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan AS dan sekutunya akan mengambil tindakan jika China menggunakan kekuatan untuk mengambil alih Taiwan.
Shinzo Abe, yang mengundurkan diri sebagai perdana menteri tahun lalu, adalah kepala faksi terbesar Partai Demokrat Liberal yang berkuasa. Ia tetap sosok yang berpengaruh di dalam partai.
Menurut Abe, Jepang dan Taiwan harus bekerja sama melindungi kebebasan dan demokrasi. Saat berbicara di forum itu, hadir pula Cheng Wen-tsan, walikota kota Taoyuan di Taiwan utara, yang diperkirakan akan menjadi calon presiden Taiwan di masa depan.
"Taiwan yang lebih kuat, yang berkembang dan menjamin kebebasan dan hak asasi manusia juga menjadi kepentingan Jepang. Tentu saja ini juga untuk kepentingan seluruh dunia," kata Abe.
Ketegangan atas Taiwan meningkat ketika Presiden China Xi Jinping menegaskan klaim kedaulatan negaranya terhadap pulau itu. Pemerintah Taiwan mengatakan menginginkan perdamaian, tetapi akan membela diri jika diperlukan.
Baca: China Teror Lagi Taiwan, Kirim 27 Pesawat Tempur ke Zona Pertahanan Udara
REUTERS | CNA