TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden sayap kanan Prancis Eric Zemmour tertangkap kamera memberikan gestur jari tengah kepada lawannya setelah kampanye yang kacau di Marseille pada Sabtu kemarin.
Eric Zemmour, mantan jurnalis yang dikenal dengan sikap anti-migrasi garis keras dan euroskeptisisme, telah mendominasi kalender pra-pemilihan dengan retorika polarisasinya.
Jajak pendapat telah melihat dia menyaingi Marine Le Pen, pemimpin partai nasional Rassemblement tradisional sayap kanan, untuk masuk ke putaran kedua pemilihan presiden April mendatang, menurut laporan Reuters, dikutip 30 November 2021.
Tetapi kampanyenya terhenti setelah berbagai skandal, bahkan sebelum dia secara resmi mengumumkan pencalonannya yang diharapkan dilakukan pada rapat umum massal di Paris pada 5 Desember.
Kantor berita Agence France Presse memotret Eric Zemmour sambil menjulurkan jari tengahnya ke penentangnya yang baru saja menjulurkan jari tengahnya juga ke arahnya.
View this post on Instagram
Safari politik akhir pekan Eric Zemmour ke kota kedua Prancis, Marseille, seharusnya mengakhiri kampanye pra-pencalonannya dengan catatan positif, tetapi dia mendapat sambutan yang dingin. Kunjungannya hanya berlangsung kurang dari 15 menit dengan penduduk setempat meneriakinya: "Pergilah, Marseille anti-fasis!"
Polisi akhirnya mengawalnya melalui stasiun kereta api ketika pengunjuk rasa anti-fasisme menuntut dia meninggalkan kota mereka.
Skandal "Fingergate" kemungkinan akan merusak peringkat jajak pendapatnya yang sudah stagnan. Jajak pendapat Elabe minggu ini telah melihat dia kehilangan sekitar 2 poin menjadi antara 12% -15% dari dua minggu lalu dan Le Pen naik sekitar 2-4 poin menjadi antara 20% -22%.
Masalah Eric Zemmour dimulai hampir 10 hari yang lalu setelah perjalanan ke Inggris untuk merayu investor dibayangi oleh Royal Institution of London yang membatalkan acara tersebut. Di Jenewa, pihak berwenang menolak izinnya untuk mengadakan konferensi di sebuah restoran.
Komentator sayap kanan Prancis itu juga menggugat majalah gosip Closer setelah menuduhnya memiliki anak dengan kepala pembantu politiknya.
Baca juga: Setelah Ditampar, Kini Presiden Prancis Dilempar Telur
REUTERS