TEMPO Interaktif, Jakarta:Peluru kendali yang menghantam rumah pemimpin Hamas, Nizar Rayan, pada Kamis (1/1), juga merenggang nyawa istri dan anak perempuannya. Serangan Israel pada awal 2009 ini pula yang menimbulkan ledakan kuat sehingga menewaskan sekitar 12 orang di dekat rumah Rayan.
Kata saksi mata seperti dilaporkan AFP, ledakan tersebut mengakibatkan kepala Rayan, 51 tahun, terpisah dari tubuhnya dan jatuh di jalan raya. "Ledakan itu seperti gempa bumi," ujar seorang tetangga. Jet-jet tempur Israel melepaskan rudal ke arah rumah Rayan yang bertingkat lima di kawasan pengungsi Jabaliya di bagian utara Gaza.
Puluhan rumah di dekatnya rusak dan hancur. Jumlah korban tewas akibat serangan biadab Israel sejak Sabtu pekan lalu menjadi menjadi 420 orang. Penduduk Paletina berebut ke tempat kejadian, mengeluarkan mayat, termasuk dua anak perempuan Rayan yang berusia tujuh dan 10 tahun.
Mohammaed Al-Madhun, 75 tahun, tetangga Rayan, menyaksikan kobaran api keluar dari bangunan rumahnya tapi ia tetap menolak mengungsi. "Saya ingin mati seperti Syeh Nizar," ujarnya merujuk kepada tokoh Hamas yang berjanggut itu.
Rayan dikenal seroang orator, memprediksi gerakan Islam itu akan mengalahkan Israel. Dalam pidato terakhir menjelang kematiannya dan disiarkan Al-Aqsa TV pada Kamis, Rayan menyatakan Hamas tidak akan runtuh.
AFP/ELIK