TEMPO.CO, Jakarta - Afrika Selatan merasa sedang di hukum hanya karena kemampuannya mendeteksi varian baru Covid-19 Omicron lebih awal. Kekesalan itu disampaikan setelah penerbangan dari Afrika Selatan kena larangan terbang sehingga bisa mengancam sektor pariwisata dan perekonomian negara itu.
Afrika Selatan memiliki epidemologis dan ilmuwan kelas dunia, yang telah mendeteksi adanya varian baru Covid-19 dan mutasinya.
Seorang pekerja yang mengenakan masker berada di sebuah toko grosir, di tengah penyebaran penyakit coronavirus (COVID-19) di Mall di selatan, di Johannesburg, Afrika Selatan, 17 Juni 2020 REUTERS/Siphiwe Sibeko
Varian Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan, yang kemudian terdeteksi pula di Belgia, Botswana, Israle dan Hong Kong.
"Larangan perjalanan terbaru yang dikenakan untuk menghukum Afrika Selatan atas kemampuannya yang lebih maju dalam sequencing genom dan kemampuannya mendeteksi varian baru lebih cepat. Ilmu pengetahuan yang bagus harusnya diapresiasi, bukan dihukum," kata Kementerian bidang Hubungan Internasional dan Kerja Sama Afrika Selatan.
Sejumlah negara pada Jumat, 26 November 2021, buru-buru mengumumkan penghentian sementara masuknya pelancong dari Afrika Selatan dan beberapa negara di sekitarnya. Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan mencatat ketika varian baru Covid-19 juga akhirnya terdeteksi di negara lain, reaksi dunia tampak berbeda dibanding ke Afrika Selatan.
Varian baru Covid-19 jenis Omicron pertama kali diumumkan pada Rabu, 22 November 2021 oleh tim ilmuwan di Afrika Selatan. WHO memberi nama varian Omicron pada Jumat, 25 November 2021 karena singkatan 'variant of concern'.
Sumber : Reuters
Iklan
Baca juga: Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Lawatan ke ASEAN
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu