Indonesia yang dianggap saudara tua Suriname, dikarenakan adanya masyarakat jawa menjadikan penduduk asli Suriname memberikan jalan keluar tersendiri bagi Suriname dalam hal penerimaan bantuan, hingga memenuhi segala bentuk jenis kerjasama, termasuk dalam pembangunan negara tersebut.
Sejarah Orang Jawa di Suriname
Alasan adanya puluhan ribu orang keturunan Jawa tinggal di Suriname berkaitan dengan penghapusan perbudakan dan pentingnya sistem perkebunan di koloni ini. Pada tahun 1863, lebih dari 33.000 pemerintah Belanda membebaskan budak di Suriname.
Suku Jawa sudah berada di Suriname sejak akhir abad ke-19, di mana angkatan pertamanya dibawa oleh kolonis Belanda dari Indonesia atau dulunya disebut Hindia-Belanda. Jawa yang dijadikan sebagai sumber tenaga kerja alternatif.
Sejumlah nelayan asal Suriname dan Indonesia duduk bersama saat berbuka puasa di atas kapal Nisshin Maru No 7 di sungai Suriname, Livorno, Suriname, 9 Juni 2016. REUTERS/Ranu Abhelak
Upaya awal untuk mengimpor orang dari Jawa menjadi sia-sia karena pemerintah Belanda tidak mengizinkan migrasi orang Jawa ketika ada kemungkinan untuk mendapatkan tenaga kerja di India. Namun gerakan merekrut orang Jawa mulai menguat pada tahun 1880-an karena perubahan iklim politik di India.
Meskipun awalnya terdapat keraguan dari pemerintahan Belanda untuk emigrasi orang Jawa pada 1887 dengan alasan bahwa penduduk Jawa tidak cenderung untuk bermigrasi ke Suriname yang jauh dan tidak dikenal.
Setelah lobi-lobi berat dari perkebunan dan pejabat Suriname, pemerintah akhirnya memutuskan untuk mengizinkan percobaan pertama dengan seratus migran kontrak Jawa pada tahun 1890.
Selanjutnya: Secara total, hampir...