TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian pada Rabu, 24 November 2021 di Jakarta. Perancis adalah mitra dagang kelima terbesar dan investor terbesar kedua dari Eropa bagi Indonesia.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno dalam keterangan menjelaskan ada enam hal yang dibahas olehnya dengan Le Drian dalam pertemuan itu. Pertama, tahun ini merupakan tahun ke-10 Indonesia-Perancis memiliki Kemitraan Strategis dan guna memberikan arah yang lebih jelas bagi penguatan kemitraan 5 tahun ke depan, Retno dan Le Drian menandatangani Plan of Action for the Deepening of Strategic Partnership between Indonesia-France untuk periode 2022-2027.
Beberapa prioritas dalam Plan of Action tersebut adalah kerja sama di sektor kesehatan, pertahanan, perubahan iklim, energi dan maritim. Jika tidak ada aral melintang, tahun depan Indonesia-Perancis merencakan melakukan dialog maritim yang pertama kalinya.
Kedua, Indonesia dan Prancis sepakat kerja sama bidang kesehatan akan dilanjutkan dalam konteks memperkuat arsitektur kesiapan dunia dalam menghadapi pandemi yang akan datang. Indonesia rencananya akan mendapat tambahan sedekah 1 juta dosis vaksin virus corona dari Prancis. Sebelumnya Perancis telah memberikan dukungan 3.8 juta dosis vaksin Covid-19 merek AstraZeneca ke Indonesia.
Ketiga, kedua negara sepakat untuk mengintensifkan komunikasi, khususnya pada tahun depan. Sebab Indonesia akan memegang presidensi G20 sementara Prancis akan memegang presidensi Dewan Uni Eropa pada paruh pertama 2022.
Baca Juga:
“Oleh karena itu, kita sepakat untuk mengintensifkan komunikasi terhadap beberapa isu, baik yang terkait dengan G20 maupun isu yang terkait dengan Uni Eropa,” kata Retno.
Keempat, Retno dan Le Drian secara khusus membahas mengenai pentingnya perdagangan yang adil, terbuka dan non-diskriminatif. Sebab ini akan berkontribusi banyak bagi pemulihan ekonomi.
Perdagangan yang adil, terbuka dan non-diskriminatif akan sangat membantu pencapaian target SDGs yang menyisakan waktu 9 tahun lagi. Indonesia menekankan agar berbagai kebijakan ekonomi hijau ditempatkan dalam konteks pembangunan berkelanjutan sehingga sustainbility Please check against delivery 3 yang sesungguhnya akan dapat tercapai. Selain itu, harus dicegah pula penyalahgunaan isu lingkungan sebagai hambatan bagi perdagangan.
Kelima, Retno dan Le Drian pula membahas kolaborasi mempercepat transisi energi. Transisi energi merupakan salah satu prioritas presidensi G20 Indonesia.
Transisi energi bukan merupakan opsi, namun merupakan sebuah keniscayaan. Oleh karena itu, kolaborasi diperlukan untuk mendukung proses transisi tersebut, antara lain melalui investasi dan transfer teknologi.
Terkait hal ini, Prancis berkomitmen mendukung pendanaan bagi proyek transisi energi di Indonesia sebesar 500 juta Euro (Rp. 8 triliun). Komitmen ini di tandatangani pada Rabu, 24 November 2021, antara Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, PT PLN, dan Agen Pembangunan Prancis atau AFD.
Terakhir, kedua negara sepakat meningkatkan kerja sama bidang pertahanan. Sebelumnya pada Juni 2021, kedua negara telah menandatangani kerja sama pertahanan. Pada Selasa, 23 November 2021, Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto telah melakukan pertemuan dengan Le Drian membahas kerja sama pertahanan.
Dalam pertemuan antara Presiden RI Joko Widodo dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Oktober di Roma, disoroti pentingnya alih teknologi joint development and production dalam kerja sama pertahanan. Diperlukan pula penguatan mekanisme pertemuan bilateral kedua negara dengan melibatkan bidang pertahanan. Indonesia dan Prancis setuju untuk memulai pertemuan atau mekanisme 2+2 Meeting mulai tahun depan.
Baca juga: Kehilangan Mitra karena AUKUS, Prancis Mau Perkuat Kerja Sama Militer dengan RI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.