TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pejabat Hamas mengatakan pada Senin bahwa Qatar akan mulai mengirim Gaza hingga US$10 juta (Rp142 miliar) bahan bakar melalui perbatasan Mesir per bulan di bawah rencana untuk mendanai gaji pegawai negeri di kantong Palestina yang diperintah oleh Hamas.
Qatar mengumumkan pada 17 November bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan Mesir untuk memasok bahan bakar dan bahan bangunan ke Gaza. Pihak berwenang Qatar tidak menanggapi permintaan komentar pada Senin tentang bahan bakar yang digunakan untuk membayar pegawai negeri sipil Gaza.
Dikutip dari Reuters, 23 November 2021, salah satu sumber yang mengetahui pembicaraan itu mengatakan Qatar dan Hamas belum menyelesaikan kesepakatan atas inisiatif tersebut, yang akan membuat Hamas menjual bahan bakar ke pompa bensin Gaza dan menggunakan hasilnya untuk membayar pegawai negeri, termasuk dokter dan guru.
Qatar dan Hamas masih dalam diskusi mengenai pemeriksaan yang diperlukan Doha untuk memastikan hasil dari penjualan bahan bakar mencapai pegawai negeri yang dituju, kata sumber tersebut.
Inisiatif ini akan membantu melewati pembatasan Israel pada bantuan Qatar ke Gaza yang diberlakukan sebelum perang antara Israel dan Hamas pada Mei.
Israel dulu mengizinkan negara Teluk untuk mengirim jutaan dolar AS ke Gaza melalui penyeberangan perbatasan Israel untuk mendukung pemerintah Hamas yang kekurangan uang. Tetapi pihak berwenang Israel menghentikan bantuan Qatar semacam itu pada bulan Mei, menuntut lebih banyak pemeriksaan tentang bagaimana uang itu digunakan.
"Menurut perjanjian, Qatar akan membayar setara dengan bantuan bulanannya kepada pegawai sipil Gaza, yaitu antara US$7 hingga US$10 juta (Rp99-142 miliar) dalam bentuk bahan bakar," kata Salama Marouf, direktur kantor media pemerintah Gaza.
"Bahan bakar akan datang melalui perbatasan (Mesir), dan kemudian akan dijual di pasar...hasilnya kemudian akan masuk ke kas kementerian keuangan Gaza, yang nantinya akan dibayarkan kepada karyawan," katanya.
Marouf mengatakan uang tunai yang diperoleh dari penjualan bahan bakar akan membantu membayar sekitar 40.000 pegawai negeri sipil di Gaza, yang memiliki 2 juta penduduk.
Juru bicara Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, Menteri Pertahanan Benny Gantz dan Kementerian Pertahanan Israel menolak berkomentar.
Israel merebut Gaza dalam perang Timur Tengah 1967. Sejak itu, Israel menarik pemukim dan militernya keluar dari kantong itu pada tahun 2005, tetapi telah menerapkan blokade wilayah itu dengan alasan ancaman dari Hamas. Barat menganggap kelompok Hamas sebagai organisasi teroris.
Bank Dunia mengatakan pembatasan Israel telah berkontribusi pada melonjaknya kemiskinan di Gaza. Qatar, yang telah memompa bantuan lebih dari US$1 miliar (Rp14,2 triliun) ke Gaza sejak 2014, mengatakan bantuannya dimaksudkan untuk memperkuat ketenangan di sepanjang perbatasan dengan Israel.
Baca juga: Qatar Janjikan Bantuan Rp 7 Triliun untuk Gaza
REUTERS