TEMPO.CO, Jakarta - Rusia dan Amerika Serikat mengonfirmasi niat mereka untuk mengatur misi bersama ke Venus, kata Direktur Jenderal Roscosmos Dmitry Rogozin dalam sebuah wawancara dengan saluran YouTube Soloviov Live.
"Kami setuju dengan Amerika dalam misi bersama ke Venus. Venus secara tradisional dianggap sebagai planet Rusia. Pesawat ruang angkasa Uni Soviet yang mendarat di sana," katanya, dikutip dari TASS, 22 November 2021.
"Tetapi kami akan menempatkan misi di sana, yang disebut Venera -D - misi gabungan Rusia-Amerika," tambahnya.
Rogozin menjelaskan, kerja sama ini akan membantu menyederhanakan tugas ini dari sudut pandang ekonomi, teknologi, dan ilmu pengetahuan. "Lebih mudah untuk menyelesaikan masalah seperti itu bersama-sama, menggunakan bakat ilmuwan kita, dan pada saat yang sama akan lebih sederhana secara ekonomi, dan lebih dapat diandalkan dalam hal pengoperasian teknologi, dan sebagainya. Oleh karena itu, AS juga tertarik dalam hal ini," kata Rogozin.
Pada pertengahan Mei 2020, Direktur Ilmiah Institut Penelitian Luar Angkasa Rusia Lev Zeleny mengatakan para ilmuwan Rusia mungkin mempersiapkan beberapa misi sendiri untuk eksplorasi Venus.
"Sebelumnya kami hanya membicarakan satu misi, 'Venera-D', sekarang Roscosmos merekomendasikan agar kami bergerak maju. Mempertimbangkan pentingnya Venus bagi sains, kami mungkin memiliki beberapa misi ke Venus. Kami sedang mendiskusikannya sekarang, mungkin ada dua atau bahkan tiga dari mereka," katanya.
Pada pertengahan Mei, ilmuwan mengatakan kepada TASS bahwa Rusia akan mengembangkan program eksplorasi Venus baru, yang akan mencakup pengiriman setidaknya tiga kendaraan penelitian ke planet ini. Menurutnya, ekspedisi pertama Venus dalam program tersebut adalah 'Venera-D' yang direncanakan pada akhir 2020-an.
Baca juga: Kepala Roscosmos Sebut Venus Sebagai Planet Rusia
TASS