TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada para pemimpin 10 negara ASEAN pada pertemuan puncak hari Senin bahwa Cina tidak akan "mengganggu" tetangga-tetangga regionalnya yang lebih kecil, di tengah meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan.
Cina menjadi tuan rumah pertemuan regional dengan kelompok ASEAN yang terdiri Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Klaim teritorial Cina atas perairan itu berbenturan dengan klaim beberapa negara Asia Tenggara dan telah menimbulkan kekhawatiran dari Amerika Serikat hingga Jepang.
Tetapi Xi mengatakan Cina tidak akan pernah mencari hegemoni atau memanfaatkan ukurannya untuk memaksa negara-negara kecil, dan akan bekerja dengan ASEAN untuk menghilangkan "campur tangan".
"Cina dulu, kini, dan nanti selalu menjadi tetangga yang baik, teman baik, dan mitra baik ASEAN," kata media pemerintah Cina mengutip Xi Jinping, dilaporkan Reuters, 22 November 2021.
Penegasan kedaulatan Cina atas Laut China Selatan telah membuatnya menentang anggota ASEAN Vietnam dan Filipina, sementara Brunei, Taiwan dan Malaysia juga mengklaim bagian.
Filipina pada hari Kamis mengutuk tindakan tiga kapal penjaga pantai Cina yang dikatakan memblokir dan menggunakan meriam air pada kapal pasokan menuju atol yang diduduki Filipina di laut.
KTT ASEAN ke-38 yang diselenggarakan secara virtual, di Bandar Seri Begawan, Brunei 26 Oktober 2021. [REUTERS/Ain Bandial]
Amerika Serikat pada Jumat menyebut tindakan Cina "berbahaya, provokatif, dan tidak dapat dibenarkan," dan memperingatkan bahwa serangan bersenjata terhadap kapal Filipina akan memicu komitmen pertahanan bersama AS.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan pada pertemuan yang diselenggarakan oleh Xi Jinping, bahwa dia benci perselisihan itu dan mengatakan aturan hukum adalah satu-satunya jalan keluar dari perselisihan tersebut. Dia merujuk pada putusan arbitrase internasional 2016 yang menemukan klaim maritim Cina atas laut tidak memiliki dasar hukum.
"Ini tidak berbicara baik tentang hubungan antara negara-negara kita," kata Duterte, yang akan selesai masa jabatan tahun depan dan telah dikritik karena gagal mengutuk perilaku Cina di perairan yang disengketakan.
Xi Jinping mengatakan kepada KTT bahwa Cina dan ASEAN telah "menyingkirkan kegelapan Perang Dingin" ketika kawasan itu didera oleh persaingan dan konflik negara adidaya seperti Perang Vietnam, dan telah bersama-sama menjaga stabilitas regional.
Cina sering mengkritik Amerika Serikat karena "pemikiran Perang Dingin" ketika Washington melibatkan sekutu regionalnya untuk melawan pengaruh militer dan ekonomi Beijing yang semakin meningkat.
Presiden AS Joe Biden bergabung dengan para pemimpin ASEAN untuk KTT virtual pada Oktober dan menjanjikan keterlibatan yang lebih besar dengan ASEAN.
KTT ASEAN dengan Cina diadakan tanpa perwakilan dari Myanmar, kata Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan pada hari Senin. Alasan ketidakhadiran itu tidak segera jelas, dan juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak menjawab panggilan Reuters untuk meminta komentar.
ASEAN menolak mengundang pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing untuk KTT bulan lalu karena tidak menerapkan rencana perdamaian yang disepakati.
Myanmar menolak mengirim perwakilan junior dan menyalahkan ASEAN karena menyimpang dari prinsip non-interferensi dan menyerah pada tekanan Barat.
Sebelumnya Cina telah melobi agar Min Aung Hlain bisa hadir di KTT Cina dengan ASEAN, menurut sumber diplomatik.
Baca juga: Peringatan 30 Tahun ASEAN-RRT, Jokowi Ingin Perkuat Kerja Sama dengan Cina
REUTERS