TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi menggelar liga sepak bola wanita pertama hari ini, Senin, 22 November 2021. Liga ini akan membuka jalan bagi pemain sepak bola putri untuk menjadi atlet profesional yang bahkan mungkin bermain di Piala Dunia.
Selama puluhan tahun, Arab Saudi melarang wanita berolah raga termasuk bermain bola. Namun larangan itu kini dicabut. Arab Saudi bahkan berambisi mengembangkan tim nasional yang cukup kuat untuk mengikuti turnamen besar.
Terbaru adalah federasi sepak bola Saudi mengumumkan pembentukan liga sepak bola wanita. Sebanyak 16 tim akan ambil bagian dalam pertandingan di Riyadh, Jeddah dan Dammam.
Di antara mereka yang menyambut gembira pembentukan liga sepak bola wanita adalah Farah Jafri. Dia berharap untuk menjadi atlet profesional dan bermain di divisi teratas Inggris. Ia juga berharap bisa mewakili negaranya di panggung terbesar di Piala Dunia.
"Pada awalnya saya menghadapi beberapa kesulitan karena tidak semua orang menerima," kata Jafri kepada AFP seperti dikutip dari France 24.
"Tapi keluarga dan teman-teman saya dulu banyak menyemangati saya," kata remaja berusia 18 tahun berkuncir kuda yang mengenakan kaus itu.
Jafri seperti banyak gadis lain yang menggemari sepak bola tetapi tidak bisa mengikuti kompetisi. Ia hanya bisa bermain bola di jalan bersama kerabat atau di sekolah bersama teman-temannya. Satu-satu outletnya yang lain adalah menonton pertandingan di televisi.
Arab Saudi menganut interpretasi Islam yang kaku. Namun sejak Putra Mahkota Mohammed bin Salman naik pada 2017, beberapa pembatasan terhadap perempuan telah dicabut. Arab Saudi juga kian terbuka kepada dunia melalui reformasi besar-besaran.
Jafri adalah salah satu dari sekitar 30 pemain yang dipilih dari 400 kandidat untuk menjadi bagian dari skuad putri nasional Saudi. "Saya memimpikan suatu hari saya bisa mewakili negara saya di Piala Dunia wanita," katanya. Dia juga berharap bisa bermain untuk klub Inggris Manchester City di level klub.
Arab Saudi telah mendirikan tiga pusat pelatihan untuk anak perempuan berusia antara 13 dan 17 tahun di seluruh negeri. Hingga 2025, rencananya akan dibangun sembilan pusat pelatihan.
FRANCE 24
