TEMPO.CO, Jakarta - Kremlin pada Ahad menuduh Barat secara artifisial meningkatkan ketegangan di sekitar Ukraina dengan pernyataan berulang yang menuding Rusia siap untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina. Kremlin juga mengatakan kepada Amerika Serikat dan sekutunya untuk menghentikan pembangunan militer di dekatnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Sabtu, Amerika Serikat khawatir atas kegiatan Rusia di perbatasan Ukraina, setelah Ukraina mengatakan pihaknya khawatir Rusia mungkin sedang mempersiapkan serangan.
Pejabat AS, NATO dan Ukraina telah membuat pernyataan serupa selama hampir dua minggu, merujuk pada apa yang mereka katakan sebagai gerakan pasukan Rusia yang tidak biasa di dekat Ukraina.
Rusia membantah telah menghasut perang dan mengeluh tentang apa yang dikatakannya meningkatkan aktivitas di kawasan oleh aliansi NATO.
Dalam komentar yang akan disiarkan Minggu malam di TV pemerintah, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan "provokasi" di daerah itu tidak dapat dikesampingkan mengingat semua retorika AS.
"Histeria ini sedang dibuat-buat. Kami dituduh melakukan semacam aktivitas militer yang tidak biasa di wilayah kami oleh mereka yang membawa angkatan bersenjata mereka dari seberang lautan. Yaitu, Amerika Serikat," kata Peskov, dikutip dari Reuters, 21 November 2021.
"Itu tidak benar-benar logis atau sopan," ujarnya.
Peskov mengatakan Ukraina mungkin mencari cara untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dengan paksa.
Tank Angkatan Bersenjata Ukraina terlihat selama latihan di lokasi yang tidak diketahui dekat perbatasan Krimea yang dicaplok Rusia, Ukraina, dalam gambar yang dirilis oleh layanan pers Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina 14 April 2021. [Layanan Pers Umum Staf Angkatan Bersenjata Ukraina / Handout via REUTERS]
Rusia mencaplok semenanjung Krimea Ukraina pada tahun 2014 dan separatis yang didukung Rusia merebut petak wilayah di Ukraina timur pada tahun yang sama.
Peskov mengatakan Rusia ingin NATO berhenti mengkonsentrasikan kekuatan militer di dekat perbatasan Rusia sendiri dan berhenti mempersenjatai Ukraina dengan senjata modern.
Kremlin mengatakan pada bulan September bahwa NATO akan melewati garis batas kesabaran Rusia jika memperluas infrastruktur militernya di Ukraina.
Sebuah kapal yang membawa dua kapal patroli bekas Penjaga Pantai AS yang dirancang untuk memperkuat Angkatan Laut Ukraina transit di selat Dardanelles pada hari Sabtu.
Ukraina, yang berusaha untuk menjadi anggota NATO, menerima kiriman besar amunisi AS awal tahun ini dan rudal anti-tank Javelin, yang memicu kritik dari Rusia.
Baca juga: Volodymyr Zelensky Sebut Ada Potensi Perang Antara Ukraina dan Rusia
REUTERS